Mohon tunggu...
Mohamad Ardin Suwandi
Mohamad Ardin Suwandi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - PETUALANGAN

Dalam Hidup Hanya ada Karya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ke Mana Tujuan Perahu Berbangsa?

29 Oktober 2019   21:39 Diperbarui: 29 Oktober 2019   22:10 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
goodnewsfromindonesia.id

Menjadi lah diri sendiri. Itu adalah perkataan yang terdengar sederhana, seperti kesan yang ingin dikatakan memang begitu adanya. Seadanya seperti dari maknanya yaitu tetap seperti adanya.

Bung Karno sendiri sebagai bapak revolusioner Indonesia pernah mengatakan dengan bahasa yang berbeda. Kalau dikutip bunyinya "burung elang terbang sendirian, sedangkan bebek berbondong-bondong".

Meknanya pun luar biasa besarnya seperti perkataan yang begitu bermakna. 

Selain perkataan itu, ada lagi perkataan yang sudah tidak asing ditelinga anak muda sekarang adalah yang berbunyi "dalam belajar dari sejarah maka ambil lah apinya, jangan abu nya". Dari dua perkataan itu saja sudah sangat luar biasa kalau kita mau belajar pada sejarah bangsa kita.

Setidak-tidaknya perkataan itu menunjukkan pada kita bahwa menjadi diri sendiri itu sangat penting untuk membangun suatu kehidupan yang saling menghargai setiap perbedaan yang ada pada diri manusia, maka tidak lain dari semua perbedaan pada manusia itu adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat disamakan.

Setiap yang berbeda adalah perbedaan yang tidak harus disamakan dan diseragamkan. 

Manusia selalu lahir dari perbedaan, baik itu pengalaman, pendidikan, budaya, sosial juga berperan dalam membentuk kepribadian setiap orang. Kesadaran untuk menghargai perbedaan lah yang diinginkan oleh pendahulu bangsa ini, ditambah dengan ketika "PANCASILA" sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia yang lahir dari budaya bangsa Indonesia itu sendiri.

"Berbeda-beda tetap satu tujuan"

Ketika bung Karno mengartikan kemerdekaan sebagai ibarat suatu jembatan emas, yang mana setelah jembatan itu jalan terbela menjadi dua. Satu menuju pada sama rasa sama bahagia, sedangkan satu menuju pada sama ratap sama tangis.

Lalu kita sebagai bangsa Indonesia akan menuju pada jalan mana?

Tidak terbayangkan kalau bangsa yang berbeda-beda budaya, suku, ras, dan agama dapat bersatu dalam satu perahu yang menuju pada suatu tatanan kehidupan yang mana di sana orang dapat hidup dengan sama bahagia dan rasanya sebagai bangsa yang merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun