Ketika Haris ditanyai kenapa tidak mau pindah lokasi berdagang, dia menjelaskan bahwa akan sulit kembali untuk menggaet pelanggan dan bukan perkara mudah untuk memulai dari awal. “Ya mungkin ya karena karena butuh (penghasilan), terus kalo pindah tempat baru juga susah lagi buat dapetin pelanggan sama mulai dari awal lagi.” Ungkap Haris.
“Ya menurutku diperbaiki lagi lah semuanya. Fasilitasnya terus dimurahin harga sewanya supaya lebih menarik lah. Karena kan makin banyak yang berjualan makin banyak pengunjung.” Pungkas Haris ketika ditanya harapannya terkait keberlangsungan tempat ini.
Saat ini, kawasan tersebut memang masih bisa terselamatkan karena lorong yang ada di Blok M Mal terhubung langsung dengan Stasiun MRT Blok M. Pengunjung yang datang pun umumnya hanya sekedar transit dan hendak menuju ke Terminal Blok M dari kawasan Mal Blok M.
Hal ini diungkapkan oleh Ratini (56), salah seorang pengunjung yang sering melewati tempat tersebut untuk bisa transit menuju Terminal Blok M. “Saya cuman memang sering aja ya lewat sini, karena mesti transit ke Terminal” ujar Ratini. Perempuan yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Blok M Mal saat ini, “Sayang banget pastinya, karena dulu banyak macem-macem pedagang dan ramai sama pengunjung. Sekarang kok ya malah jadi sepi begini.” pungkas Ratini.
Tak berbeda dari kebanyakan orang, Ratini pun berharap tempat ini bisa diperbaiki dan menjadi ramai seperti sedia kala, “Semoga aja ya cepet-cepet direnovasi deh, biar ramai lagi” ucap Ratini. Lewat harapan-harapan tersebut membuktikan bahwa, meski kawasan Blok M Mal tak lagi sama seperti dulu, masih ada orang-orang yang mencoba bertahan sambil berharap keadaan membaik karena perubahan zaman tidak selalu berarti meninggalkan yang lama, tetapi juga bisa berarti membangkitkan yang nyaris padam.
Penulis: Mohamad Alfarizi 11210511000131, Mahasiswa semester 3 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H