Mohon tunggu...
Didiet Fals Beneran
Didiet Fals Beneran Mohon Tunggu... lainnya -

Seuntai kata yang terurai- Lepas mengalir bagai mata air- Tak kuasa ku menahannya- Maafkan aku- "Bila mengusik masa itu- Biarkan ku beralun meski Kian lirih nadaku "

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tirtonadi in Memory

31 Juli 2015   11:01 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:43 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ilustrasi :thumbs.dreamstime.com

Ada buru langkah tertuju
Terhentak klakson bus bertalu
Detak jantung berpacu
Kau kah itu ?

Di terminal saat lalu lalang
Kita sama kan pulang
Jarak tuju saling silang
Tereguk seteguk bincang

Ada selintas kenang
Segalanya kembali terkembang
Teh hangat di warung ketengan
Belum tuntas tereguk kabar

Kenek bus suara sumbang
Kabarkan hari kan petang
Lambai tangan berkelip bintang
Ponsel tergenggam sinyal terang

Asap knalpot bus memberai pergimu
Terhisap sengal memisah waktu
Cukup sekali klakson bus bertalu, kelu 
Aku tak akan lagi kehilanganmu

--ooOoo--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun