Mohon tunggu...
Didiet Fals Beneran
Didiet Fals Beneran Mohon Tunggu... lainnya -

Seuntai kata yang terurai- Lepas mengalir bagai mata air- Tak kuasa ku menahannya- Maafkan aku- "Bila mengusik masa itu- Biarkan ku beralun meski Kian lirih nadaku "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Hantu CLBK

26 Maret 2015   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:57 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


.
Ini hanya sepenggal kisah horor
Dari  berserak tulang belulang rasa
Tergali dari tanah kubur masa
Yang terpendam teramat dalam

Getayangan hantu berseliweran
Penuhi ruang jiwa seraut wajahnya
Putih yang tiada mampu tersentuh
Gini membayangi disetiap jejak langkah

Dunia maya yang melena malam
Hitam yang menaburi perjumpaan
Di gedung tua di ujung kota
Janji di titik temu membiusnya

Kita tawa bergelegar adanya
Drakula yang mnghisap darah keluarga
Anak istri di rumah di jompa-jampinya
Lembur dan dinas luar kota mantranya

Serapi  bau anyir terpupuri
Hembusnya kan tercium jua
Tak hirau berembang kantil penyaksi
Sedetik di sini terasa setahun bersama
( Neraka )

Hantu-hantu CLBK kian membuta
Gentayangan tak kenal waktu
Gara-gara FB kau bawa cangkul
Menggali masa lalu  bersiap tercebur
(  Dan mati terkubur )

--ooOoo--

CLBK : Cinta Lama Bersemi kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun