Mohon tunggu...
Didiet Fals Beneran
Didiet Fals Beneran Mohon Tunggu... lainnya -

Seuntai kata yang terurai- Lepas mengalir bagai mata air- Tak kuasa ku menahannya- Maafkan aku- "Bila mengusik masa itu- Biarkan ku beralun meski Kian lirih nadaku "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Kerinduan

10 Desember 2014   18:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:36 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418183454198781291

Ilustrasi : 2.bp.blogspot

Ada rasa ingin memburu
Tancap gas laju memacu
Memutari lingkaran kelu
Tiadakah ujung temu ?

Aku rindu sebatang kenang
Yang mengakar di sumsum tulang
Sepoi ranting berayun tembang
Saling helai dedaunan rindang

Aku rindu pada ujung jalan tuju
Ayun langkah yang tak tentu
Saling tarik ulur peluh beku
Mengalah demi cinta bukan tabu

Ada bising pada alam malam
Sedang lamunan tersisa semacam
Satu erat yang pernah tergenggam
Melena perbedaan yang tak kuasa tersulam

Adakah sesal kita sama terpendam
Kerinduan menakar hukum alam
Kesetiaan bermusim panas dan hujan
Kan bertahan pada godaan dan cobaan

--ooOoo--


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun