Mohon tunggu...
Didiet Fals Beneran
Didiet Fals Beneran Mohon Tunggu... lainnya -

Seuntai kata yang terurai- Lepas mengalir bagai mata air- Tak kuasa ku menahannya- Maafkan aku- "Bila mengusik masa itu- Biarkan ku beralun meski Kian lirih nadaku "

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Batik Cinta di Kota Bengawan

4 April 2015   10:23 Diperbarui: 11 Agustus 2015   23:22 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dalam stir kau anggun menarik
Matic kian mematik cabik
Yarismu melaju pelan membisik
Maafku tiada berkutik
.
Diatas derai air gemuruh hati
Satu kecup mewarna alam
Ditengah jembatan bengawan membentang
Seabadi nyanyian kita cipta kenang
.
Tengkleng solo baru menyengat
Setitik temu di sebutir waktu
Mencumbu suap rindu menghangat
Disampingmu segala terasa nikmat
.
Solo dan selembar kain kenangan
Kita canting aneka motif rasa
Melebur warna membatik suka duka
Pada gawangan kita bentang "Abadilah cinta"

--ooOoo--

Canting : alat untuk pembentuk motif batik
Gawangan : tempat untuk menyampirkan kain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun