Mohon tunggu...
Didiet Fals Beneran
Didiet Fals Beneran Mohon Tunggu... lainnya -

Seuntai kata yang terurai- Lepas mengalir bagai mata air- Tak kuasa ku menahannya- Maafkan aku- "Bila mengusik masa itu- Biarkan ku beralun meski Kian lirih nadaku "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Bukan Hanya Kau

26 Februari 2015   19:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:28 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala angan hari serasa berseri
Kau benamkan mentari sinar hati
Langit gelap kau tinggali
Pergi tanpa peduli

Usah bungkam kicau diri
Kau setan yang kukenali
Menghilang kau emang ahli
Bau amis kau tebari

Lelaki sama saja tak ada beda
Mulut manis lebihi gula
Begitukah bila ada maunya
Ampas kopi yang tersisa

Namun aku tetap wanita
Gejolak keibuan adanya
Rambut tergerai bernyawa
Tak kan lunglai karena cinta

Cukup sepanen musim bunga
Kau rajuk tuk kembali menggoda
Lelaki bukan kau saja
Aku telah memilih yang setia

--ooOoo--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun