Pada zaman yang serba digital ini, pergeseran peran guru semakin terasa dengan maraknya penggunaan teknologi dalam pendidikan. Seiring kemajuan teknologi, Google, sebagai mesin pencari raksasa, terbukti menjadi sumber informasi utama bagi banyak pelajar.Â
Meskipun Google memberikan kemudahan akses pengetahuan, beberapa orang berpendapat bahwa kehadiran teknologi ini menggantikan peran guru dalam proses belajar mengajar.
Pertama-tama, kita perlu menyadari bahwa guru tidak dapat dianggap sebagai mesin pencari hidup. Google mungkin memberikan jawaban langsung atas pertanyaan kita, tetapi guru hadir untuk lebih dari itu.Â
Guru adalah pendidik yang membentuk karakter, memberikan inspirasi, dan mengajarkan keterampilan hidup yang tidak dapat dipelajari dari sekadar hasil pencarian di internet.
Namun, bukan berarti kita bisa mengabaikan kontribusi positif Google dalam dunia pendidikan. Dengan mudahnya mengakses informasi, pelajar dapat memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam.Â
Google memberikan kebebasan bagi pelajar untuk belajar secara mandiri dan mengeksplorasi topik yang menarik minat mereka. Ini dapat merangsang rasa ingin tahu dan kreativitas, aspek yang mungkin sulit dicapai dalam metode pengajaran tradisional.
Namun, menggantikan posisi guru dengan mesin pencari memiliki risiko yang patut diperhatikan. Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter, moral, dan keterampilan interpersonal.Â
Guru memberikan pendampingan, memberikan umpan balik langsung, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Google, meski canggih, tidak dapat menyajikan pengalaman belajar yang sama seperti yang diciptakan oleh seorang guru.
Selain itu, keandalan informasi juga menjadi perhatian serius. Meskipun Google menyediakan berbagai informasi, tidak semua konten di internet dapat dianggap akurat atau dapat dipercaya.Â
Guru, dengan pengalaman dan pengetahuannya, dapat membimbing pelajar untuk mengembangkan keterampilan kritis dalam menyaring informasi, mengevaluasi sumber, dan menyusun pemikiran yang rasional.