Di peraduan ilmu, cahaya kebijaksanaan,
Guruku tercinta, tiang budi dan iman.
Dengan tulus kasih, ilmu dihembuskan,
Pelita di jiwa, penerang yang abadi.
Wajahnya berseri, seperti bintang gemilang,
Bimbingan lembutnya, bagai hujan di gurun pasir.
Pendidikan jiwanya, tak terukur dengan angka,
Guruku tersayang, pelita di malam kelam.
Dia menanam benih, di kebun hati kami,
Ilmu dan budi, tumbuh subur dan merdu.
Setiap sabda dan kata, hikmahnya meresap,
Di dalam relung jiwa, damai dan nikmat.
Pelajaran tak hanya dari buku tebal,
Namun juga dari teladan, tauladan yang nyata.
Guruku, panggilannya merdu di hati,
Sebuah gelar mulia, yang selalu kucintai.
Guruku, pahlawan tanpa pedang dan tameng,
Mengajarkan kami arti hidup yang sebenarnya.
Dengan sabar dan ikhlas, beliau mendidik,
Hingga kami menjadi bunga bangsa yang bermekar.
Terima kasih, guruku tercinta,
Engkau adalah cahaya dalam kegelapan.
Doa dan harapan, selalu untukmu,
Guruku tersayang, pena dalam buku kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H