Dalam hal ini penulis mencoba merefleksikan beberapa fenomena yang seringkali kita temukan di sekitar kita, yaitu perihal menghormati seseorang. namun disini penulis lebih menegaskan terhadap mereka yang ruang lingkupnya berada dinaungan suatu instansi atau organisasi yang memang mewajibkan seorang bawahan (read: juniornya) untuk menghormati atasannya (read: seniornya). Adanya istilah junior dan senior muncul karena sebuah kesepahaman dan kesepakatan bahwa senior adalah orang yang paling tahu tentang semua keadaan yang ada di organisasi maupun di luar organisasi, sedangkan junior adalah orang yang akan memulai proses diri di organisasi tersebut sehingga membutuhkan mentor untuk menjaga dan mengawasi dirinya dalam hal apapun.
Hal ini sangat menarik untuk kita bahas, karena sejatinya bagi kita yang terbiasa berada dalam ruang lingkup tersebut (organisatoris) akan sengat mungkin untuk berpikir kritis (critical thinking) tentang bagaimana menanggapi dari sebuah pernyataan yang memang bagus untuk dibahas. Terlebih dalam budaya hormat dan menghormati dalam sebuah organisasi. Budaya hormat dan menghormati adalah suatu bentuk yang dinilai sangat baik di ruang lingkup manapun, terlebih itu bisa dikatakan mencerminkan sebuah etika dari individu ke individu yang lain. Apa sih tujuan kita menghormati orang yang berada selevel diatas kita.? Lalu bagaimana kita bisa mengukur orang tersebut layak tidak untuk dihormati.? Nah pertanyaan seperti itu sangat banyak saya temukan dalam beberapa kejadian yang rata-rata itu muncul dari seorang yang sudah merasa dirinya lebih bagus dan baik dalam segi apapun, terlebih merasa sudah mengungguli orang yang sebelumnya layak untuk dihormati. Lalu jika demikian, konteks menghormati tersebut titik fokusnya pada orangnya apa jabatannya.?
Menghormati Orangnya atau Jabatannya?
Perlu diketahui bahwa menghormati seseorang itu relatif, ada yang memang di hormati karena dia layak untuk di hormati, ada juga karena memang orang tersebut memiliki jabatan penting yang mau tidak mau kita tetap harus menghormati. Lalu orang yang memang benar layak untuk di hormati itu seperti apa.? Apa harus memiliki jabatan dahulu atau bagaimana.? Di sini saya hanya ingin memberikan pandangan terkait beberapa cara menghormati seseorang, sehingga kita bisa menilai sendiri apakah penghormatan kita sudah masuk kriteria yang memang muncul karena kesadaran diri atau memang keterpaksaan.
Pertama, pada saat timbulnya kesadaran diri untuk menghormati orang lain, entah itu karena ia memiliki etika atau tidak, memiliki ilmu yang mumpuni atau tidak, dari kalangan orang miskin atau orang kaya, atau bahkan memiliki status jabatan tertentu, itu tidak akan pernah memengaruhi kita untuk menghormati orang lain. Karena penghormatan itu muncul dari kesadaran diri dan mengerti apa manfaat dari menghormati orang lain. Dengan kata lain ia benar-benar paham akan pentingnya menghormati satu sama lain.
Kedua, manusia dihormati karena jabatan atau kedudukannya. Sehingga tidak sedikit seseorang yang menghormati, patuh hingga cium tangan kepada seseorang karena jabatan dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Hal ini yang menyebabkan seseorang akan merasa terhina ketika turun dari jabatannya karena tidak ada lagi orang yang menghormati dan mencium tangannya. Orang yang cenderung dihormati karena jabatannya itu akan berdampak pada saat ia sudah tak menduduki jabatan tersebut, dengan kata lain. Kapasitas dia dalam budaya hormat dan menghormati masih belum cukup, sehingga yang jadi indikator hanyalah sebuah jabatannya saja. Setelah lepas jabatan tersebut ia akan hilang marwah dan kebijaksanaannya untuk dihormati.
Menghormati adalah Kunci dari Keharmonisan
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendirian, oleh karena itu kita harus saling menghormati dan menghargai, dan setiap manusia pasti ingin dihargai dan dihormati. Karena dihargai dan dihormati merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diinginkan oleh setiap manusia. Menghargai artinya menilai penting. sedangkan Menghormati artinya menjunjung tinggi orang lain atau menilai lebih orang lain. Sikap saling menghargai dan menghormati adalah merupakan salah satu kunci keharmonisan dalam hal apapun dan menghargai orang lain merupakan nilai manusia yang terbaik di dunia dan tak ternilai harganya. Di manapun dan kapanpun, jika kita selalu bersikap menghormati dan menghargai orang lain, maka hati orang lain akan terbuka dan akan berbalik menghormati kita.
Saling menghormati tentu di bangun dengan rasa pengertian dan kebajikan, tidak dengan cara-cara yang keras dan negatif. Hargai orang lain, misalnya dalam suatu organisasi atau perusahaan ada yang berbeda pendapat, maka hargailah, karena mungkin dia memiliki cara yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama untuk memajukan perusahaan. Dengan demikian, menghormati fokus utamanya bukan hanya soal orangnya maupun jabatannya, akan tetapi bagaimana kita selalu bisa memahami suatu konsep etika dan moral dalam berkehidupan sehingga mampu menerapkan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H