oleh: Moh Afif Sholeh
Seorang pemimpin tidak terlahir dengan sendirinya, namun melalui kaderisasi dan proses latihan secara continue. Narito seorang anak yatim yang ditinggal ayahnya sejak umur 10 tahun, ia mempunyai 2 adik yang masih kecil. Ibunya seorang penjual Nasi Uduk, ia selalu membantu orang tuanya dari jam 3 pagi sampai jam 5, kemudian ia bersiap untuk kesekolah sembari jualan koran harian. Semangatnya luar biasa untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tanpa mengesampingkan belajar untuk masa depannya.
"Narito, kamu sebagai anak pertama, harus mampu mengayomi dan memberi contoh adik adikmu, walau ayahmu ini tak mewariskan harta sepeser pun, tapi kamu harus giat belajar demi kesuksesan masa depanmu dan keluarga."pesan ayahnya sebelum meninggal karena terkena serangan jantung.
"Iya yah, Narito akan selalu ingat pesan ayah".
Ia menyadari tumpuan besar ada dipundaknya, maka ia harus cerdas dalam membagi waktu untuk belajar, membantu orang tuanya, serta mengajar mengaji anak anak setelah Shalat Magrib. Masyarakat mengetahui bakat yang luar biasa dalam dirinya, mulai mampu menjadi ketua pemuda di daerah itu, serta mampu mencukupi ekonomi keluargannya, ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan  orang tua, meskipun sebelum masanya. Getir pahit kehidupan sudah dirasakan, tanpa mengeluh ke siapapun, karena ia mengetahui bahwa seseorang akan tambah berwibawa tatkala tak mudah mengeluh, dan menyerah oleh keadaan.
Ibunya menasehatinya:"Segala kekurangan yang ada, jadikan cambuk untuk kehidupan kita, sehingga terbiasa dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di masa depan".
"Iya bu, mohon doa restunya saja."
Petuah itu selalu di sampaikan ibunya kepada anak anaknya, agar tidak mudah menyerah oleh keadaan yang melilit keluarganya. Narito beserta adik adiknya menjadi orang yang dewasa dalam pikiran dan tindakan, sehingga kelak siap menghadapi apapun dengan optimis dan sopan santun sebagai bekalnya.
Akhirnya, Narito menjadi tokoh masyarakat yang disegani karena sangat bijak memipin warganya.
Pinggir Empang, 5 juni 2017, 10.58 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H