Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Preman Belajar Hidup Dari Orang Mati

15 Mei 2017   13:37 Diperbarui: 15 Mei 2017   13:48 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Preman Belajar Hidup  dari orang mati

Oleh: Moh Afif Sholeh

Menjelang bulan Ramadhan di kabupaten Kudus ada tradisi unik, yaitu dandangan. Istilah ini berawal dari sosok Kharismatik di daerah itu, yaitu Sayyid Ja’far Shodik memberi  tahu masyarakat sekitar sebagai tentang awal puasa,  dengan menabuh beduk. Antusias masyarakat waktu itu sangat tinggi, sehingga para pedadang mainan, makanan, pakaian berkumpul untuk menjajakan dagangannya sampai menjelang dimulainya puasa. Ada seorang pedagang mainan dari semarang yang ikut berjualan disana ditanya oleh seorang Preman dari Jakarta.

Preman:” pak maaf, di derah kudus kok rame banget, emangnya ada acara apa?” Tanyanya dengan nada halus.

Pedagang:” oh… ini Dandangan namanya pak, emang aslinya dari mana pak?” Tanya pedagang.

Preman:” Saya dari Jakarta, ingin tahu tentang menara kudus, katanya Cuma tumpukan bata saja, apa betul?” ia bertanya dengan polos.

Pedagang:” walah, gak tahu pak kalau soal itu, saya tahunya Cuma di foto saja, toh saya baru sampai tadi pagi, itu pun belum kemana mana, yang tahu istri saya soal itu.” Tutur pedagang.

Preman:” terima kasih atas infonya pak, ia berbicara sendiri dalam hati, “ walah saya kira orang sini, ternyata sama dari luar kota juga.” Bisik dalam hati.

Kemudian Preman itu menuju ke Menara Kudus, setelah bertanya orang yang lewat berpapasan dengannya. Sesampainya disana ia bertanya ke pengurus Masjid tentang menara yang bercorak arsitektur hindu ini.

Preman: pak saya mau Tanya tentang apa makna menara ini, kok mengikuti arsitektur hindu.” Tanya Preman

Pengurus:” menara ini berarsitektur hindu emang betul, ini berarti Sunan kudus sangat toleran terhadap perbedaan keyakinan, serta mengajarkan kearifan untuk menghargai orang lain.” Tutur pengurus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun