Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kecantikan Gadis Kampung Kapur

17 Mei 2017   15:54 Diperbarui: 17 Mei 2017   16:21 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kecantikan Gadis Kampung Kapur

oleh: Moh Afif Sholeh

Ada sebuah  kampung di Ujung Timur yang belum terjamah oleh tangan jurnalis. Suatu ketika ada rombongan wartawan yang lagi bertamasya ke pantai The blue Ocean yang jernih airnya, sejuk pemandangannya, serta keramahan masyarakatnya, setelah beberapa hari disana, tiba saatnya waktu pulang, perlengkapan sudah disiapkan semalam.

Wartawan 1:" Bro, dah selesai packingnya?" tanya temannya.

Wartawan 2: ooo beres semua bos, barang bawaan saya kan sedikit, tuturnya sambil bercanda.

Akhirnya, mereka berangkat pulang dengan rasa capek, semua badan terasa sakit. Biar tidak mengantuk sengaja di keraskan volume suara musiknya sebagai pelipur dikala suasana yang mulai menjenuhkan, terutama ketika jalan mulai berkelok kelok, naik turun dengan belokan tajam. Disaat sebagian yang lain tertidur akhirnya ada gerombolan begal yang terdiri dari 10 orang dengan senjata lengkap ditangan mereka, siap menghadang laju perjalanan, sontak seluruh rombongan kaget, serta terbangun dari tidur.  Salah satu dari rombongan bertanya kepada temannya:” bro, ono opo iki? Kemudian temanya menyahuti:” begal bro, begal….” Jawab temanya.


Seluruh rombongan disuruh turun dari mobil dengan tangan ke atas, gerombola begal bilang:” Serahkan semua harta kalian kalau mau hidup?” ancam dengan nada bengis.

Salah satu rombongan berbisik:” kita serahkan saja, dari pada kita mati sia sia.”

Begal:” eh, kamu ngapain kamu berbisik?” mau mati kah kamu?” seluruh rombongan akhirnya menyerahkan semua benda berharga yang ia miliki, tak tanggung tanggung mobil juga di minta. Setelah itu gerombolan begalitu kabur dengan cepatnya.

Kebingungan melanda rombongan wartawan, dikarenakan waktu mulai malam, tanpa dibekali perlengkapan. Dengan alat seadanya rombongan memutuskan untuk bermalam di tengah hutan. Kedinginan mulai terasa. Salah satu rombongan sudah tak tahan mau buang air besar, karena terburu buru, maka ia mencari tempat yang dekat dengan sungai yang tak jauh dari mereka. Dengan kagetnya ia mendengar suara banyak gadis yang sedang mandi, ia berfikir, di hutan seperti ini emang ada kehidupan manusia kah?tanya dalam hatinya. Ia mulai menyelidiki dari jarak jauh tentang aktifitas yag ia dengar, apakah dari bangsa jin atau manusia? Setelah para gadis itu beranjak dari pemandianya, lalu ia ikuti jejaknya sampai ke tengah hutan yang susah dilewati oleh manusia yang belum pengalaman seperti dia. Ia terheran dan kagum setelah melihat pemandangan sebuah kampung yang dihuni banyak gadis yang berkulit putih mulus. Akhirnya ia mulai memasuki kampung itu, semua gadis yang menghuni, langsung berlarian ke dalam gubuk masing masing. Ada laki laki tua langsung menghadangnya dengan tongkatnya dengan bahasa yang sulit di pahami. Salah satu rombongan tadi mencoba menjelaskan dengan bahasa isyarat, dan ternyata di pahami oleh orang itu. Ahkirnya orang tua tadi mempersilahkan untuk ke gubuknya. Sejenak ia istirahat, dan disuguhi air putih. Lalu terjadi obrolan dengan bahasa isyarat yang intinya keberadaan kampung ini sudah bertahan ratusan tahun. Dan salah satu yang ia tanyakan tentang kecantikan gadis gadisnya yang super cantik seperti bidadari, yang belum pernah ia temui sebelumnya. Ia menyakan rahasia kecantikannya. Orang tua tadi sedikit demi sedikit menjelaskan tentang sejarah kampung itu, sampai menjawab secara tuntas walau memakai bahasa isyarat. Dan ternyata rahasia yang dipakai para gadis adalah ada ritual khusus setiap bulan beredam di dalam air panas dari lereng gunung kapur yang berada tidak jauh dari kampung itu, serta dengan mengkonsomsi makanan yang belum tersentuh oleh hewan buas yang ada dihutan, serta tidak perlu di masak menggunakan minyak. Setelah bertanya banyak ia lalu bercerita tentang kejadian yang menimpanya, serta ia terpisah dengan teman temannya. Ia berharap bisa menemukan temanya yang terpisah. Sebelum ia berangkat,ia di paksa menikah dengan salah satu gadis disana. Karena adat kebiasaanya, ketika ada orang yang pernah melihat gadis disana, kemudian laki laki yang mengikutinya harus menikahinya. Kalu tidak kampung itu akan terjadi banyak musibah, dengan banyaknya orang yang meninggal. Ibarat dapat rezeki yang tak disangka, akhirnya ia mau menikahi gadis yang ia suka. Sejenak ia berfikir apa ini maksud ketika habis kena musibah, akan datang kenikmatan yang luar biasa. Setelah menikah,ia mengurungkan niatnya untuk kembali mencari temanya, karena ia merasa nyaman di daerah itu.

(Lorong Senyap, 17 Mei 2017, 15.48 Wib)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun