Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bidadari Sawah

9 Mei 2017   13:46 Diperbarui: 9 Mei 2017   17:23 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bidadari Sawah

oleh: Moh Afif Sholeh

               Konon di sebuah daerah terpencil di kaki gunung utara, ada sebuah keluarga kecil yang pencahariannya sebagai petani, setiap hari keluarga itu ke sawah untuk merawat tanaman yang mereka tanam. Keluarga itu mempunyai anak gadis yang cantik luar biasa menurut penduduk setempat, kulitnya coklat kekuningan, matanya tajam bila memandang, tapi manis bila dipandang. Gadis ini tidak pernah mengenyam pendidikan formal karena emang tidak ada sekolahan, tapi kemauan gadis ini sangat tinggi untuk belajar apapun, dan kebiasaanya sering memungut sobekan koran bekas, plastik yang ada tulisanya pasti diambil sekedar dibaca untuk menambah wawasan di masa depan. Suatu ketika ia bertemu dengan tukang penjual beli barang bekas, lalu ia ditanya: ‘lagi ngapain dik?" tanya tukang tadi.

lalu ia menjawab:" biasa pak, saya iseng sering mungut koran pembukus gorengan atau apaun yang ada tulisanya untuk dibaca." jawaban gadis itu dengan nada lirih.

akhirnya tukang tadi tahu bahwa gadis itu senang membaca, maka buku maupun koran bekas yang ia dapatkan dari warga diberikan kepadanya. Gadis tadi berkata:" pak ini buat apa?" tanya gadis

itu buat kamu dik, saya lihat kamu senang membaca.’tukang tadi menjawab.

               Dari Koran maupun buku bekas itu, gadis tadi banyak belajar dari yang ia baca, terutama tentang kehidupan, dan keterampilan menulis surat, maupun opini.

Di salah satu Koran yang ia baca ada sebuah perlombaan menulis tentang keindahan daerah masing- masing. Dari sini, ia tergugah untuk menorehkan hasil tanganya untuk menjelaskan panorama kehidupan desa, dengan gunung yang menjulang tinngi dibalut kabut semakin menjadikan daerah tadi tambah eksotis, disamping pemandangan gunung, pertanian yang menghampar luas semakin menghijau, kian menyejukkan mata.

Setelah selesai semua tulisanya, lalu ia kirim ke alamat yang tertera dikoran itu, sambil berharap mudah- mudahan tulisan ini bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

               Setelah beberapa minggu ada sebuah rombongan panitia diantaranya ada yang perjaka yang berharap menemukan perempuan pujaan hatinya di tempat itu. Sesampainya di sana, salah satu rombongan, si perjaka bertanya kepada gadis cantik yang hendak ke sawah untuk membatu orang tuanya: dik, tahu alamat gadis ini, dengan alamat ini?’ Tanya sang perjaka.

Gadis tadi menjawab: iya pak, saya tahu, emangnya mau ada perlu apa?”Tanya gadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun