Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Kategori Manusia Menghadapi Hawa Nafsunya

23 Oktober 2018   11:26 Diperbarui: 23 Oktober 2018   12:24 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam diri manusia terdiri dari beberapa elemen, jasmani dan ruhani, ada akal yang mampu membedakan kebaikan dan keburukan, juga ada hawa nafsu yang selalu mengajak kepada hal negatif.

Banyak manusia yang hancur dikarenakan menuruti hawa nafsunya, serta tak mau memakai daya akal sehatnya, sehingga derajat lebih rendah daripada hewan melata. Sungguh hal ini sangat disayangkan karena ia akan menjadi manusia yang rugi.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Mizan al-Amal menjelaskan ada tiga kategori manusia dalam mengahadapi hawa nafsunya, yaitu:

Pertama, orang yang dikalahkan oleh hawa nafsunya, ia selalu dikendalikannya sehingga ia terjerumus dalam kehinaan. Yang masuk kategori ini adalah kebanyakan manusia pada umumnya.

Kedua, orang yang kadang mampu mengalahkan hawa nafsunya, kadang ia dikalahkannya.

Ketiga, orang yang mampu mengalahkan hawa nafsunya, ia mampu mengarahkan nafsunya untuk hal positif, atau nafsu tak berkutik dihadapannya.

Namun ketiga kriteria ini sangat sulit dipraktikkan, terutama ketika dihadapkan dalam urusan politik dan kekuasaan, maka banyak orang yang tertipu, bahkan banyak ulama' yang berambisi menduduki jabatan sekalipun tak luput dari godaan hawa nafsu walaupun ia berdalih dengan mengatasnamakan agama. 

Maka dari itu orang yang beruntung adalah orang yang mampu menghadirkan kebesaran Tuhannya di segala lini kehidupan, ia selalu mengingatnya tak hanya melalui lisan, tapi juga mengamalkan perintah-Nya, serta mencoba menahan diri dari godaan hawa nafsu yang selalu mengajak untuk berbuat kejahatan dan kemaksiatan.

Dengan ilmu dan keimanan yang tinggi manusia akan selalu menang dalam mengahadapi pengaruh hawa nafsu, dan ia akan menjadi manusia yang mempunyai derajat yang tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun