"Tahu masih baru, bu?"tanya Painem, calon pembeli.Â
"iya, tahu baru, ini masih hangat. "tuturnya meyakinkan.Â
Setelah Painem pulang dari pasar, ia langsung memasaknya untuk acara arisan yang kebetulan di rumahnya. Setelah digoreng, ia mencicipi tahunya, tapi ternyata rasanya pahit sekali. Ia berusaha mengingat untuk mencari penyebabnya, kenapa tahunya pahit.Ia berpositif tingking dahulu, mungkin minyaknya yang jadi sebabnya. Akhirnya ia memutuskan ke pasar lagi untuk membeli tahu ke tempat semula.
 "Kok balik lagi bu? masih kurangkah? "tanya penjual tahu.Â
"iya, beli lagi karena tahu yang dibeli tadi salah goreng, jadi pahit semua".tuturnya.Â
Sang penjual mengetahui bahwa tahunya pahit karena sudah seminggu, kemudian ia memberi air panas agar keliatan baru lagi. Untuk mengelabuhi kedoknya, ia berpura-pura tahunya sudah dipesan orang lain, supaya rahasianya tak diketahui Painem dan kecurangannya tak tersebar kepada orang lain. Ketika hendak pulang Painem bertemu Fatimeh yang juga merasa ditipu oleh penjual tahu, keduanya saling cerita dan menjadi terungkap kedok yang dilakukan oleh tukang tahu, akhirnya berita ini menyebar ke masyarakat, imbasnya ia dilarang berjualan di pasar itu karena kecerobahannya demi mendapatkan untung yang banyak, bukanya untung malah buntung. Sungguh tinggal penyesalan yang dirasa.
 Lorong Sempit, 20/11/2017, 19.46 Wib.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H