Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tua Sebelum Masanya

5 Juli 2017   11:04 Diperbarui: 5 Juli 2017   11:15 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh: Moh Afif Sholeh

Seorang pemimpin tidak terlahir dengan sendirinya, namun melalui kaderisasi dan proses latihan secara continue. Narito seorang anak yatim yang ditinggal ayahnya sejak umur 10 tahun, ia mempunyai 2 adik yang masih kecil. Ibunya seorang penjual Nasi Uduk, ia selalu membantu orang tuanya dari jam 3 pagi sampai jam 5, kemudian ia bersiap untuk kesekolah sembari jualan koran harian. Semangatnya luar biasa untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tanpa mengesampingkan belajar untuk masa depannya.

"Narito, kamu sebagai anak pertama, harus mampu mengayomi dan memberi contoh adik adikmu, walau ayahmu ini tak mewariskan harta sepeser pun, tapi kamu harus giat belajar demi kesuksesan masa depanmu dan keluarga."pesan ayahnya sebelum meninggal karena terkena serangan jantung.

"Iya yah, Narito akan selalu ingat pesan ayah".

Ia menyadari tumpuan besar ada dipundaknya, maka ia harus cerdas dalam membagi waktu untuk belajar, membantu orang tuanya, serta mengajar mengaji anak anak setelah Shalat Magrib. Masyarakat mengetahui bakat yang luar biasa dalam dirinya, mulai mampu menjadi ketua pemuda di daerah itu, serta mampu mencukupi ekonomi keluargannya, ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan  orang tua, meskipun sebelum masanya. Getir pahit kehidupan sudah dirasakan, tanpa mengeluh ke siapapun, karena ia mengetahui bahwa seseorang akan tambah berwibawa tatkala tak mudah mengeluh, dan menyerah oleh keadaan.

Ibunya menasehatinya:"Segala kekurangan yang ada, jadikan cambuk untuk kehidupan kita, sehingga terbiasa dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di masa depan".

"Iya bu, mohon doa restunya saja."

Petuah itu selalu di sampaikan ibunya kepada anak anaknya, agar tidak mudah menyerah oleh keadaan yang melilit keluarganya. Narito beserta adik adiknya menjadi orang yang dewasa dalam pikiran dan tindakan, sehingga kelak siap menghadapi apapun dengan optimis dan sopan santun sebagai bekalnya.

Akhirnya, Narito menjadi tokoh masyarakat yang disegani karena sangat bijak memipin warganya.

Pinggir Empang, 5 juni 2017, 10.58 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun