Mohon tunggu...
Moh Abrar
Moh Abrar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Kec. Masalembu Kab. Sumenep. Prov. Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sadarkah Kita Tentang Diri Ini?

23 Desember 2021   12:44 Diperbarui: 23 Desember 2021   13:01 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia diciptakan oleh Allah swt. dalam keadaan yang sempurna. sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Khaldun, memiliki panca indera, akal pikiran, dan sanubari (qalb). Ketiga potensi ini harus senantiasa dalam keadaan bersih, sehat, berdaya guna, dan dapat bekerja sama secara harmonis antara satu dengan yang lain. Untuk menghasilkan kondisi ideal seperti ini, ada tiga bidang ilmu yang sangat berperan penting . Pertama, fiqh yang berperan dalam membersihkan dan menyehatkan panca indera dan anggota tubuh lainnya. Karena itu maka fiqh banyak sekali berurusan dengan dimensi eksoterik (lahiriyah) manusia. Bidang ilmu yang kedua adalah filsafat yang berperan dalam menggerakkan, menyehatkan dan meluruskan pikiran. Karenanya filsafat banyak berurusan dengan dimensi metafisik manusia, dalam rangka menghasilkan konsep-konsep yang menjelaskan inti tentang sesuatu. 

Adapun bidang ilmu yang ketiga adalah tasawuf yang berperan dalam membersihkan sanubari (qalb). Dengan demikian tasawuf banyak berurusan dengan dimensi esoterik (batin) manusia. Ketiga bidang ilmu ini harus saling memperkuat untuk menghasilkan kondisi yang baik dan selaras. Tapi dalam konteks kesadaran diri siapa kita sebenarnya hanya akan mengarah kepada bidang ilmu yang terakhir yakni ilmu tasawuf. Tasawuf adalah sebuah kegiatan pembersihan jiwa, mengisinya dengan sifat-sifat terpuji (tahalli), dan mendekatkan diri (taqarrub) dan berusaha untuk mengenal Allah swt. lebih jauh dan lebih dalam lagi, sampai kepada tahap kita sudah mengenal diri kita sendiri. Tasawuf bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan dekat dengan Tuhan tanpa perantara. 

Seorang sufi ternyata tidak begitu saja dapat berada dekat dengan Tuhan, melainkan terlebih dahulu ia harus menempuh berbagai latihan (riyadhah) tertentu. Misalnya ia harus menempuh beberapa maqam (stasiun/ tahapan) yaitu disiplin keruhanian yang ditujukan oleh seorang calon sufi dalam bentuk berbagai pengalaman yang dirasakan dan diperoleh melalui usaha-usaha tertentu. Sehingga ketika usaha-usaha itu sudah dilakukannya maka lambat laun dia akan sadar dan menyadari tentang siapa sebenarnya Tuhannya dan siapa sebenarnya diri sendiri. Ungkapan ulama sufi mengatakan "Siapa yang mengenal dirinya maka pasti dia mengenal tuhannya".

 Kesadaran merupakan unsur dalam diri untuk memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau bersikap terhadap realitas. Makna kesadaran adalah sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa, mengetahui atau mengingat keadaan yang sebenarnya, keadaan ingat akan dirinya, siapa dia sebenanarnya? Ada tiga unsur kesadaran dalam diri manusia, yakni:

1. Kesadaran Fisikal, adalah kesadaran dimana seorang masih sangat terikat pada jasad atau fisiknya yang bersifat materi. Kesadaran ini berhubungan dengan zat dan massa, dan skala kesadarannya rendah karena ia kasar. Pada tingkat kesadaran ini, seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya bertumpu pada fungsi panca inderanya. Ia dapat memahami apa yang dilihat oleh matanya, mengerti segala yang didengar telinganya, menikmati apa yang dicium (dibaui) oleh hidungnya serta dirasakan oleh lidahnya dan kulitnya. Mereka hanya dapat memahami sesuatu apabila terjangkau oleh panca inderanya. Dengan demikian, hidup ini dilihat dari sudut fisik materinya saja, tanpa sedikitpun melihat kepada sesuatu dibaliknya, yakni jiwa dan ruh.

2. Kesadaran Emosional, adalah kesadaran seseorang yang sudah memiliki kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain. Lebih dari itu, ia mampu mengelola emosi dengan baik pada diri, dan dalam hubungannya dengan orang lain. Ia pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain, atau menunjukkan empati pada orang lain. Ia mampu mnempatkan emosinya pada posisi yang tepat. Namun tingkat kesadaran ini belum menyandarkan diri dan kehidupannya kepada Tuhan. Karena itu, egoisme mereka terkadang muncul ke permukaan sehingga menutupi hal-hal yang positif pada dirinya. Ia juga terkadang tidak mampu menahan penderitaan dan cobaan hidup karena tidak memiliki sandaran yang kuat kepada-Nya. Jika semua perilakunya dapat disandarkan kepada Tuhan, maka ia akan naik pada kesadaran tertinggi yakni Kesadaran Spiritual.

3. Kesadaran Spiritual, kesadaran ini adalah kesadaran yang paling tinggi diantara dua kesadaran sebelumnya. Kesadaran Spiritual adalah nama lain dari Kesadaran Sejati yang tidak dapat dicapai lewat alat-alat inderawi (panca indera). Kesadaran Spiritual akan memberikan hasil yang lebih baik dalam memahami kenyataan. Kesadaran Spiritual memunculkan sebuah kefahaman, semua peristiwa di alam semesta ini hanya dikendalikan oleh sosok tunggal saja. Inilah kesadaran paling tinggi yang akan melahirkan kepasrahan (taslim) yang mendalam kepada Allah. Dalam tingkatan ini, kita merasakan bahwa Allah 'hadir' dalam setiap makhluk-Nya, "Dan kepunyaan Allah lah Timur dan Barat, maka kemanapun kamu menghadap disanalah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui" [Q.S. Al-Baqarah, 2:115]. Ya, Allah hadir dimana-mana, pada setiap yang kita lihat, di setiap yang kita dengar, dipersoalan yang kita fikirkan, dan disegala sesuatu yang kita lakukan. Bahkan Allah hadir dalam sekujur tubuh kita. Mulai dari denyut jantung, tarikan nafas, geliat otot-otot, percikan sinyal-sinyal listrik di sel-sel syaraf dan otak. Allah hadir di segala penjuru kehidupan kita. Ketika Seseorang telah mencapai Kesadaran Spiritual maka disitulah tiba-tiba dia akan menjadi begitu jernih melihat kehadiran Allah dalam kehidupanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun