Mohon tunggu...
Moh Ismul Adam
Moh Ismul Adam Mohon Tunggu... Petani - Hanya manusia biasa

Suka dengan banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aliens are Humans

27 Juli 2021   18:40 Diperbarui: 27 Juli 2021   18:59 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di depan meja belajar duduk seorang siswi SMA yang sedang melihat sebuah foto dia dan teman Sekolah pada pagi hari, siswi ini bernama Siska Aestro Fatmawati, temannya biasa memanggil Ais, setiap pagi dia berangkat ke Sekolah dengan jalan kaki, tetapi dua minggu ini Sekolah Ais libur Semester, dihari pertama libur dia bersama temannya berlibur ke sebuah Museum Angkasa milik pemerintah yang dibuka untuk warga negaranya.

Pada hari ini tepat nya hari kesembilan belas dia melihat kejanggalan yang ada difoto mereka, ketika foto itu diletakan dekat dengan cendela kamarnya, foto itu warnaya berubah menjadi transparan saat terkena cahaya matahari yang masuk melalui cendela itu, tapi Ais tak menghiraukanya. 

Keesokan harinya Ais bangun dari ranjangnya dan pergi ke dapur untuk sarapan, sesudah sarapan disana dia hanya sendirian karna semua anggota keluarga telah berangkat ketempat kerja dan tersisa dia seorang yang masih duduk di bangku sekolah, ketika dia sedang mandi.

Dari dalam kamarnya terdengar suara hp nya yang bergetar selama 2 menit, setelah ganti baju dia melihat hp nya, tadi “Nanti siang kita keluar yuk.., jalan ke tempat biasa” begitulah isi pesan yang ada di hp dan beberapa panggilan tak terjawab, Ais meng iya kan ajakan teman sekolah itu.

Ais lalu duduk di depan meja belajar sambil memegangi foto yang aneh itu, dia merasa semakin aneh foto yang di pegang berukuran 14R itu, Ais berencana membawa foto itu untuk ditunjukan keanehanya. Ais melihat jam di hpnya dan bergegas berangkat dengan mengenakan celana levis berlubang di lutut, baju hitam, jaket levis yang terbuka kancingnya dan membawa totbag berwarna hitam yang di dalamnya ada foto yang ia masukan.

Dia menggendarai moge dan tiba di tempat tongkrongan, Ais tidak Nongkrong di cafe atau taman kota, tetapi dia nongkrong disebuah bangunan tua yang tidak memiliki atap yang luasnya 3kali lapangan basket, dan disamping bangunan itu ada juga bangunan yang besar yang tertutup rapat seperti gelanggang olahraga yang sudah mati tidak digunakan sekitar 50 tahun lalu.

Di tempat yang luas itu ais bertemu dengan dua orang temanya yang bernama Sintia dan Rahman, “Widih... dari mana aja kok lama banget gak datang-datang, sejam banget otw nya , jangan jangan kencan dulu ni anak.. “ teman ais si Sintia  menyambut ais dengan ucapan tengil menggoda sambil senyum ke aras Rahman, “ah.. masak sih..” Ais heran lalu melihat hp nya, “lho.. Perasaan baru 20 menit dan gak kemana mana”.

Ais masih bingung karna dia benar menghabiskan waktu satu jam otw dan gak seperti biasanya, “Ngelak dia.. Masih gak percaya nia anak”. Sahut Rahman tengil seakan akan mendeskriminasi Ais, “Aneh banget...” Ais masih membela diri karna dia memang tidak kemana mana, “ada kabar apa ni... ?“Rahman bertanya kepada Ais.

“Pasti pacar baru... “, ucap Sintia menggoda Ais “apasih kalian..., eh aku nemuin hal aneh difoto kita kemaren yang di musium... “Ais membawa pembicaraan untuk menunjukan keanehan foto yang ada di tatbagnya. “Ah.. Masak sih.., lo.. kali yang aneh, masak Otw lama banget, Mana coba liat”.Rahman menjawab dengan becanda.

Kemudian Ais memperlihatkan foto kepada Sintia dan Rahman “Sini ke tempat yang agak teduh... “, Ais memegang pergelangan dua temanya itu sambil menyeretnya ke tepi di tempat duduk di bawah sedikit atas yang tersisa, “Santai ngapa..!, manasih yang aneh.. coba liat “ Si rahman mengambil dengan cepat foto 14R itu. 

“Yaelah gaada yang aneh, halu ni anak! “ dengan kata ngegas Rahman memberikanya lagi ke Ais, “Makanya... kalok gak tau jangan sok tau, tunggu dulu dijelasin, nyonong aja... kebiasan sih lo.. “ Ais geram lalu menunjukan keanehan foto yang dia pegang, “Ni... lihat..., kalok tidak terkena sinar matahari biasa aja foto ini..., dan ketika di kenakan sinar matahari brubah..., tu liat kan kayak berubah Menjadi mata Panda.., gak hanya itu...bola mata kita menjadi kehijauan.

Serem gak sih.. “, Ais menjelaskan dengan cara mengulurkan tanganya yang memegang foto ke arah sinar matahari di depan nya, “Serem banget ya... ! “ Sinta menanggapi sambil keheranan, di situ Rahaman yang juga melihat keanehan itu juga merinding, “eh... ngomong-ngomong kalian tadi pagi liat gak...., berita kalok akan terjadi invlasi Alien ke bumi kita, aku tau dari internet yang di tulis oleh peneliti antariksa, dan diprediksikan tahun ini akan terjadi...”, Rahman semakin membuat percakapan mereka semakin mencekam dan semakin dihantui dengan ketakutan, “masak iya sihh...!,

Lalu manusia apa akan musnah..? “ Sintia menyaut penjelasan dari Rahman, “Tapi.. setauku semisal alien dateng maka mereka akan membunuh manusia...” Rahman kembali menyaut ucapan Sintia, disitu Ais berfikir apa benar alien akan datang atau hanya sebuah teori konspirasi yang diciptakan oleh pihak yang hendak memanfaatkan ketakutan masyarakat saja, “Kamu benar-membaca isi berita itu dengan jelas..!”.

Rahman hanya menganggukkan kepala menandakan ia sedikit ragu dengan apa yang dibaca tadi pagi, “Sin..., Coba deh cek disosmed mu..,apakah berita itu juga tersebar disosmed yang lain.”, Sintia lalu mengecek sosmednya membaca dengan teliti sambil men-scroll berandanya dengan perlahan, “ga ada...! malah adanya berita tentang pembangunan tambang minyak yang akan didirikan disebuah desa yang tidak jauh dari sini, tapi berita itu membahas tentang penolakan pembangunan oleh masyrakat karena akan merusak lingkungan, tidak hanya itu penolakan itu juga akan membeli lahan warga dengan paksa..!”, Sintia menunjukan hp nya ke Rahman dan Ais.

Lalu Sintia meminta rahman menunjukan berita di internet yang dia baca di pagi hari tadi “ah... yang bener kamu Man...!, gaada berita itu di sosmed ku...!”, Rahman tidak terima jika berita yang di lihat di pagi tadi di anggap salah oleh Ais dan Sintia, “Beneran, kalau gak percaya bentar aku buka lagi berita tadi...” Rahman mengeluarkan hp miliknya dan menunjukkan berita yang ia baca ke Sinta, “ nih... lihat... Tertuliskan bahwa Alien akan melakukan invlasi ke bumi pada Tahun ini, dan disini juga ditulis jelas oleh peneliti antariksa dan namanya jelas...!, aku gak bohongkan..! “.

Ais yang melihat Sinta dan Rahman saling ngegas dia berfikir tidak mungkin jika alien benar benar ada dan itu hanya teori konsvirasi saja, tapi Ais penasaran dengan berita yang di sampaikan Rahman dan seakan akan ada yang janggal dari berita itu, “Man... coba aku lihat lagi, aku masih gak percaya penulisnya adalah peneliti Antariksa”, Ais menyahut hp Rahman yang ada di genggamannya, “yaelah..., ni anak gapercayaan amat sih...!” 

Rahman berbicara dengan nada sengit, “hmmm.... ini... bener..., masih belom ada kejanggalan..” didalam hati Ais membaca dengan teliti sembari men-scroll perlahan-lahan, dan akhirnya Ais menemukan yang bikin dia janggal, “nah... ini..., coba baca..., tempat yang diperkirakan oleh peneliti bumi yang pertama kali akan di invalsi adalah....”, dia terdiam karena kaget, karena yang diperkirakan oleh ilmuan peneliti Antariksa itu adalah tempat yang akan digunakan untuk tamabang di dekat sini, “Tempat pembangunan tambang itu...?”

Rahman dan Sintia membaca dengan sama-sama, tapi Sinta dan Rahman biasa aja, dan Sintia malah beranggapan bagus, “Baguskan, jadi masyarakat terbantu oleh alien untuk mengusir pemilik perusahaan yang akan membangun tambang itu.. yakan...” Sintia dengan pedenya mengungkapkan yang ada diotaknya, “Ya kalok Alien bisa ngerti bahasa manusia, dan manusia bisa mengerti bahasa Alien, enak dong bisa diajak negosiasi.!, 

Jadikan kita bisa berargumen dan mendesak mereka agar kembali ke asalnya...,kalau tidak...!, ya.. mati kita semua , apa lagi deket dari sini tempat nya, lebih cepet mati kita...!”Rahman menyangkal pendapat Sinta dengan tegas. Tapi Ais disitu tetap diam sambil mencerna kedalam otaknya berita dan argumen yang dibicarakan oleh kedua teman yang ada di hadapanya, “Kalian tidak penasaran kah..., keorang yang menulis berita pagi tadi...?” Ais menanyakan kepada Rahman dan Sintia, “Penasaran apasih..., kan tadi udah jelas.. 

Penulisnya asalah ilmuan peneliti Antariksa yang bernama Prof. Said westburg dari luar negeri, apa lagi coba...!” Rahman berbicara dengan nada keras kepada Ais, “ya tau man... Kalok itu..!” Ais menyaut Pembicaraan rahman, tapi bukan itu yang Ais “Cobak man kamu cek biografi penulis berita itu...” Ais meminta Rahman untuk browsing diinternet mencari biografi Ilmuan itu, “buat apa Ais...!, kan udah jelas siapa dia...

Seorang ilmuan... yang sudah tidak di ragukan lagi pendapatnya ngeyel banget sih kamu...”, Rahman menolak permintaan Ais, dan akhirnya Ais mencarinya sendiri di hp nya, Ais menemukan Biografi ilmuan itu “nah... ini... lihat, kalauk ilmuan itu bukan hanya memiliki pengetahuan tentang Antariksa saja, dia juga termasuk salah satu dari sepuluh sastrawan terkemuka di dunia, mungkin ada yang di sampaikan dari tulisan itu..”, mereka semua terdiam mempertimbangkan pendapat Ais, tapi aneh kalau dia menulisnya di website Antariksa, “eh.. ini lihat... ilmuan itu juga pernah meneliti gedung di sebelah ini...” Sintia menunjukan notivikasi dari sosmednya di hp nya bahwa ilmuan itu pernah datang kesini taun lalu.

Disaat perbincangan itu belum usai Rahman dan Sinta hendak pergi ke salah satu bioskop untuk melihat film yang ditunggu oleh mereka tayang pada sejam yang akan datang, “eh... Sin.. alarm ku sudah bunyi nih ayo berangkat ke bioskop nanti kehabisan tiket kita, mana lagi rame peminat nya film ini, Ais kamu mau ikutan juga gak...?” 

Rahman mengajak Sinta berangkat untuk menonton film dan Ais pulang karna dia masih penasaran apa yang ditulis oleh ilmuan itu, akhir nya mereka berpisah, di perjalanan pulangnya Ais menjumpai percetakan itu ditutup karena tidak memenuhi standar percetakan, “Oalah pantes... Foto ku aneh, ternyata oh ternyata percetakan itu ditutup karena tinta yang di gunakan tidak memenuhi standar dan banyak merugikan konsumen sehingga ditutup paksa.” 

Di dalam hati Ais berkata sambil tersenyum senyum sendiri, dan sesampainya di rumah Ais langsumg merebahkan badannya diranjang dengan rileks, tapi dia teringat dengan perjalananya berangkat tadi kok lama sekali, dan dia baru sadar bahwa di jalan tadi dia melamun sehingga dia mengendarai mogenya dengan teramat pelan karena memikirkan foto itu, dia juga lupa bahwa dia tadi menambal banya yang bocor dan yang ada difikiranya hanya ada foto aneh itu, hingga dia lupa menjelaskan ketika dia berjumpa dengan teman nya, dia merasa lega akan hal itu tapi, dia teringat kembali tulisan ilmuan itu.

Ais kembali membuka tentang informasi pembangunan tambang tadi, Ais membaca dan terus membaca isi dari berita pembangunan tambang itu dan mencoba mengaitkan informasi yang dia baca tentang pembangunan tambang yang ditolak masyarakat dengan tulisan Prof. 

Said Westburg, “Oh... Aku tau kenapa Prof.Said menulis itu, karena dia sudah memprediksi bahwa manusia yang memiliki perusahaan tambang itu sangat rakus, dan mungkin manusia itu yang disebut Alien, kenapa kok disebut dalam tulisan Alien ya.. ?,  oh... Aku tau..., Karena banyak orang yang berpendapat Alien itu adalah makhluk yang jahat, serakah karena ingin menguasai dengan cara melakukan Invlasi  ke bumi, dan membunuh manusia, hmmmm.., nah... Benar..., ketika Pembangunan tambang itu dilakukan dampak kedepanya bisa menimbulkan bencana yang membuat masyarakat terkena dampak bencana dan banyak masyarakat yang mati...” Akhirnya Ais bisa memecahkan Teka teki itu, dia sangat senang, saking senang nya dia berloncat loncat kegirangan di atas ranjangnya sambil berteriak-teriak “Alien itu juga manusia.., Alien itu juga manusia...”.

Tamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun