Dalam Ushul Fiqh, ada sebuah kaidah "maqaashidul lafzhi 'ala niyyatil laafizhi" artinya maksud dari sebuah perkataan tergantung orang yang mengatakannya", ini merupakan cabang dari kaidah "al-umuuru bimaqaashidiha" artinya Sesuatu tergantung maksud/niatnya. Kedua kaidah ini berpuncak pada hadis Nabi
"Innamal a'amaalu binniyyaati" artinya Setiap amal tergantung niatnya.
Fuqaha dan ulama Ushul menyebutkan beberapa contoh dari kaidah ini, seperti shalat, nadzar, i'tikaf, kalimat kinayah talak, dsb. Intinya, semua bergantung pada niat orang yang mengucapkan. Sebagai Contoh jika suami berkata pada istrinya, "Kamu pulang". Maka maksud kalimat tersebut adalah sesuai niat yang dikehendaki suami, bukan persepsi isteri.
Namun tidak semua ucapan tergantung pada maksud orang yang mengucapkan. Para ulama menyebutkan sumpah yang diucapkan di hadapan qadli (hakim) makna yang diperhitungkan adalah berdasarkan pemahaman hakim, bukan maksud orang yang bersumpah.
Jika ada seseorang mengejek/menyebut orang lain dengan kata Bajingan, Tolol, maka maksud dari perkataan itu tidak dikembalikan kepada orang yang berkata. Selain karena ada unsur penghinaan terhadap orang lain yang jelas dan berakibat fatal, juga membuka celah untuk bersilat lidah, apalagi jika si pengumpat merasa diri paling pintar dan mengklaim berakal sehat.
Bagaimana jadinya ketika kata kasar, hinaan, ejekan dianggap sesuatu yang biasa? Tentu identitas kita sebagai bangsa yang santun dan berbudi pekerti luhur menjadi hilang.
Dalam riset yang dirilis oleh Microsoft Beberapa waktu lalu, Indonesia mendapatkan penilaian tingkat kesopanan pengguna internet terendah se-Asia Tenggara artinya netizen Indonesia merupakan pengguna internet paling tidak sopan se-Asia Tenggara, karena dengan mudah dan lantangnya netizen indonesia berkata kasar dan buruk di media sosial.
Semoga Alloh SWT selalu membimbing kita ke jalan yang benar  dan diridhai-Nya, dan Alloh SWT senantiasa mencurahkan nikmat dan rahmat-Nya kepada bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H