Mohon tunggu...
Moh Rifki Zulkipli
Moh Rifki Zulkipli Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Agama

Content creator, Mubaligh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mulutmu Harimaumu

4 Maret 2024   15:24 Diperbarui: 4 Maret 2024   15:36 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam Ushul Fiqh, ada sebuah kaidah "maqaashidul lafzhi 'ala niyyatil laafizhi" artinya maksud dari sebuah perkataan tergantung orang yang mengatakannya", ini merupakan cabang dari kaidah "al-umuuru bimaqaashidiha" artinya Sesuatu tergantung maksud/niatnya. Kedua kaidah ini berpuncak pada hadis Nabi
"Innamal a'amaalu binniyyaati" artinya Setiap amal tergantung niatnya.

Fuqaha dan ulama Ushul menyebutkan beberapa contoh dari kaidah ini, seperti shalat, nadzar, i'tikaf, kalimat kinayah talak, dsb. Intinya, semua bergantung pada niat orang yang mengucapkan. Sebagai Contoh jika suami berkata pada istrinya, "Kamu pulang". Maka maksud kalimat tersebut adalah sesuai niat yang dikehendaki suami, bukan persepsi isteri.

Namun tidak semua ucapan tergantung pada maksud orang yang mengucapkan. Para ulama menyebutkan sumpah yang diucapkan di hadapan qadli (hakim) makna yang diperhitungkan adalah berdasarkan pemahaman hakim, bukan maksud orang yang bersumpah.

Jika ada seseorang mengejek/menyebut orang lain dengan kata Bajingan, Tolol, maka maksud dari perkataan itu tidak dikembalikan kepada orang yang berkata. Selain karena ada unsur penghinaan terhadap orang lain yang jelas dan berakibat fatal, juga membuka celah untuk bersilat lidah, apalagi jika si pengumpat merasa diri paling pintar dan mengklaim berakal sehat.

Bagaimana jadinya ketika kata kasar, hinaan, ejekan dianggap sesuatu yang biasa? Tentu identitas kita sebagai bangsa yang santun dan berbudi pekerti luhur menjadi hilang.

Dalam riset yang dirilis oleh Microsoft Beberapa waktu lalu, Indonesia mendapatkan penilaian tingkat kesopanan pengguna internet terendah se-Asia Tenggara artinya netizen Indonesia merupakan pengguna internet paling tidak sopan se-Asia Tenggara, karena dengan mudah dan lantangnya netizen indonesia berkata kasar dan buruk di media sosial.

Semoga Alloh SWT selalu membimbing kita ke jalan yang benar  dan diridhai-Nya, dan Alloh SWT senantiasa mencurahkan nikmat dan rahmat-Nya kepada bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun