Mohon tunggu...
Moh Rayhan
Moh Rayhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka menonton film dan suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hilangnya Makna kata" Lembo ade, Kapoda ade, ro ka na'e saba", dalam falsafah hidup Masyarakat Dompu

7 Januari 2024   10:39 Diperbarui: 7 Januari 2024   12:08 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Lembo ade, kapoda ade, ro ka na'e saba adalah ungkapan khas yang sering kali diungkapkan oleh Masyarakat Dompu ketika melepas anaknya untuk keluar melanjutkan pendidikan diluar kota. Ungkapan sederhana namun syarat akan makna, berpengaruh dalam membangkitkan semangat, dan memiliki filosofi bahwa hidup tidak hanya sekedar diberi melainkan sudah saatnya juga memberi. Begitupun dengan semboyan Masyarakat Dompu Nggahi Pawi Pahu yang melambangkan kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Falsafah hidup masyarakat Dompu  Tentu tidak jauh dari penguatan rasa cinta Tanah Air serta menampakan akhlak terpuji pada semua hal yang mencakup kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, falsafah hidup masyarakat dompu seakan tidak hiraukan dan tidak dihargai oleh para generasi muda di Kabupaten Dompu ketika melihat data yang telah dikeluarkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (DP3A) Kabupaten Dompu pada tahun 2019 kekerasan yang dilakukan oleh generasi muda Kabupaten Dompu berdasarkan data pada jumlah korban adalah 131 orang, pada tahun 2020 menurun diangka 97 orang. Namun, pada tahun 2021 jumlah korban kembali naik secara signifikan sekitar 28%  dari angka kasus ditahun sebelumnya yakni berjumlah 135 orang. Pada pria meliputi 83% kekerasan Fisik, 2% kekerasan Psikis, 2% kekerasan seksusal, dan 13%  kekerasan lainnya. Pada wanita meliputi 33% kekeran fisik, 4% kekerasan psikis, 57% kekerasan seksual, dan 6% kekerasan lainnya. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan falsafah hidup Masyarakat kabupaten Dompu yang selalu menanamkan rasa Cinta kepada sesama manusia, Agama, serta cinta kepada Bangsa dan Negara.

Mantan Kepala puskesmas Dompu kota juga mengungkapkan bahwa ditahun 2018 kabupaten Dompu menempati peringkat pertama pada jumlah kasus kekerasan pada generasi muda. Sebagai perbandingan pada Kabupaten Dompu 245 kasus, Kota Mataram 69 kasus, Kabupaten Lombok Barat 125 kasus, Kabupaten Lombok Tengah 99 kasus, Kabupaten Lombok Timur 178 kasus, Kabupaten Lombok Utara 16 kasus, Kabupaten Sumbawa 74 kasus, Kabupaten Sumbawa Barat 75 kasus, Kabupaten Bima 77 kasus, dan Kota Bima 88 kasus.[5] Data-data tersebut secara jelas mengindikasikan bahwa keadaan generasi muda Kabupaten Dompu sangat membutuhkan perhatian dan bimbingan melalui bimbingan kepribadian. Dengan bimbingan kepribadian kita bisa tahu bahwa semua manusia pada hakikatnya memiliki kelebihan yang telah dianugerahkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Terutama pada generasi direntan umur 13-25 tahun, dimana saat diumur inilah generasi kita sedang mencari jati diri apa dan siapa mereka.

Selain itu, perkembangan wawasan dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat menjadi menjadi salah satu alasan generasi muda dimanjakan oleh urusan duniawi dan juga menjadikan generasi muda kita lalai akan apa yang menjadi cita-cita dan tujuan mereka. Generasi muda yang hebat adalah generasi yang berjuang dan berkarya untuk bangsanya seperti yang diungkapkan oleh bapak proklamator bangsa "Pemuda adalah amanat penting, karena mereka generasi muda itu adalah bibit-bibit pemimpin daerah dan bibit-bibit pemimpin Nasional."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun