Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat, generasi muda harus menghadapi tantangan yang tidak hanya bersifat akademis, namun juga meliputi aspek moral dan karakter. Tanpa pendidikan karakter yang kokoh, generasi muda akan mudah terjerumus ke dalam perilaku yang tidak terpuji. Ini adalah alasan mengapa pendidikan karakter sangatlah krusial untuk dilakukan.
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk karakter peserta didik. Â Intinya, pendidikan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan dan nilai-nilai positif yang bisa menjadi kepribadian mereka. Â Dengan pendidikan karakter, diharapkan para siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moral dan budi pekerti yang baik. Nilai-nilai ini meliputi :
- Membentuk pribadi yang utuh: Pendidikan karakter tidak hanya fokus pada kecerdasan, tapi juga pengembangan aspek spiritual, emosional, sosial, dan jasmani.
- Menanamkan kebiasaan baik: Ini dilakukan melalui kegiatan dan pembiasaan di lingkungan sekolah. Harapannya, kebiasaan baik ini akan melekat dan menjadi perilaku otomatis dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan nilai-nilai moral: Contoh nilai-nilai moral yang ditanamkan seperti kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, dan menghargai orang lain.
- Membentuk individu yang bermanfaat: Pendidikan karakter bertujuan agar para siswa bisa menjadi individu yang bisa berkontribusi positif untuk diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Generasi muda yang minim pendidikan karakter berisiko terjerumus dalam dilema etika dan moral. Sekolah, sebagai pilar pendidikan, wajib menanamkan nilai-nilai karakter positif pada peserta didik. Implementasi pendidikan karakter dapat diwujudkan melalui kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan contoh dari para guru. Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan di sekolah.
Proses pembentukan karakter anak membutuhkan kerjasama yang erat antara guru dan orang tua. Di sekolah, guru berperan sebagai pembimbing dan teladan, sedangkan di rumah, orang tua harus konsisten menanamkan nilai-nilai yang sama untuk memperkuat proses pembelajaran karakter. Membangun karakter yang kuat pada anak membutuhkan kerjasama yang konsisten antara sekolah dan orang tua. Sayangnya, konsistensi ini seringkali menjadi batu sandungan dalam pendidikan karakter. Agar pendidikan karakter dapat berjalan efektif, komunikasi yang terbuka dan transparan antara guru dan orang tua sangatlah penting. Hal ini memungkinkan terciptanya kesatuan visi dan misi dalam menanamkan nilai-nilai positif pada anak.
Membangun generasi yang cerdas dan berintegritas moral hanya dapat dicapai melalui pendidikan karakter yang kokoh. Di sini, peran sekolah, guru, dan orang tua sangatlah penting untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan karakter anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H