Mohon tunggu...
Mohammad Siddiq
Mohammad Siddiq Mohon Tunggu... profesional -

Ayah dari 4 orang anak, dan suami dari 1 orang isteri. :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lagu “Ibu” dari Bang Iwan, Ternyata Mengiringi Kepergianmu...Selamat Tinggal Ibu...

20 November 2012   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:00 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Lagu yang berjudul “Ibu” karya Iwan Fals memang mendapat ruang tersendiri bagi anak-anak yang rindu akan kasih sayang seorang ibu. Sosok ibu yang selalu didambakan oleh setiap anak. Ibu yang memberikan sebagian bahkan seluruh nafasnya bagi kehidupan anak-anaknya. Ibu yang menjadi pahlawan di lubuk hati terdalam anak-anaknya dan mampu mengalahkan jutaan “Superman”.

Hal inilah yang juga dirasakan oleh para personel Aikon band. Disamping pernah beberapa kali berganti formasi dan nama group, band yang dirintis sejak tahun 1997 ini dulu juga sering mengikuti berbagai perlombaan musik. Salah satunya adalah Festival Band Religius yang diadakan oleh RISKA (Remaja Islam Sunda Kelapa) di tahun 2003.

Setelah berhasil meraih juara pertama lomba cipta lagu religius di tahun sebelumnya dengan lagu “Kumemohon” (meski sebenarnya ga nyangka bisa juara karena berhadapan dengan lawan-lawan yang tangguh), aikon band (pada waktu itu namanya 17Mei band) memberanikan diri untuk mengikuti lomba band religius yang diselenggarakan di Mall Ciputra Jakarta. Berikut sepenggal kisahnya..

Hari itu, tepatnya sabtu tanggal 8 November 2003, suasana tidak terlalu panas (karena memang sedang dalam mall, hehe), kami semua masih puasa hari ke 13, ramadhan 1424 H, sambil menunggu giliran untuk naik ke pentas, Iqbal (vokalis) sedang berbincang dgn ibunya di telpon. “iya bu.. sebentar lagi mau manggung nih.. doakan yah..”. Kamipun naik ke atas pentas membawakan lagu ciptaan sendiri yang berjudul “Petuah”. Sambil menahan debaran jantung yang terhujam oleh tatapan tajam mata para juri yang tergolong musisi dan instruktur musik senior, alhamdulillah, kami pun selesai menyanyikan bait perbait lagu “Petuah” yang ternyata disambut hangat oleh sebagian besar pengunjung mall (bahkan pd waktu itu satpam mall sempat memuji dan mengge’erkan kami).

Kami pun menanti pengumuman hasil lomba yang juga ditentukan di hari yang sama. Setelah para juri berdiskusi dan berdebat sengit dalam menentukan siapakah juaranya, tibalah saat pengumuman. Debaran jatung kali ini bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya. Berharap cemas bahwa jika pulang nanti tidak hanya dengan tangan hampa. Dag dig dug.. ternyata nama 17Mei band dipanggil untuk naik ke panggung. Sambil mengusap keringat dingin di kening, kamipun naik ke atas panggung untuk didaulat menjadi juara pertama dan menerima piala serta piagam penghargaan berikut hadiah uang tunai sejumlah 1,5 juta rupiah. Setelah turun panggung, kami diminta panitia untuk mengisi kekosongan waktu untuk menyanyikan 1-2 lagu sambil menanti waktu berbuka puasa.

Disela kegembiraan tersebut Iqbal kembali mendapat telpon dari ibunya, “gimana bal? juara?” “alhamdulillah bu.. Iqbal dapat juara pertama.. nanti Iqbal telpon lagi ya.. ini mau naik panggung dulu.. hah apa? Suaranya ga kedengeran.. berisik banget di sini.. iya nanti Iqbal telpon lagi..”. Kamipun naik ke atas panggung membawakan lagu “Kumemohon” karya kami sendiri dan lagu “Ibu” karya Iwan Fals. Ada hal lucu saat itu, ketika menyanyikan lagu “Ibu”, ditengah lagu Iqbal sang vokalis sempat lupa dengan liriknya (entah kenapa bisa lupa..), ia kemudian hanya cuap-cuap seolah-olah mic vocal sedang mengalami trouble, alhasil seluruh crew panggung panik (termasuk sound engineer) dan segera mencari penyebab masalah, sesuatu yang tidak akan pernah mereka ketahui.

Ketika arah pulang, sambil tertawa gembira (Iqbal cerita kejadian itu ketika pulang), Iqbal kembali mendapat telpon, kali ini dari ayahnya, “bal.. kamu ada dimana? Segera pulang ya..” ujar si bapak. “ya pak.. memang ada apa pak?” jawab Iqbal. “ibu pingsan.. pokoknya kamu cepat pulang.. ” “iya pak.. Iqbal langsung pulang, ambil motor dulu di rumah sidiq..” kata Iqbal. Kami semua terdiam, suasana pun mendadak hening, terlihat raut wajah Iqbal yang sedikit panik. “Kenapa bal?” ujarku. “nyokap pingsan diq” jawab Iqbal. “mudah2an bukan karena jantungnya ya bal..” kataku lagi. “naudzubillah.. jgn sampe deh..” kata Iqbal.

Iqbal lalu menceritakan kepada kami semua yang ada di dalam mobil tentang bagaimana perjuangan ibunya yg menghadapi maut saat ia masih kecil. Pasca melahirkan dua adik kembar Iqbal (mengandung dan melahirkan bayi kembar dengan kondisi jantung seperti itu sangat beresiko bagi ibunya iqbal), ibunya telah divonis oleh dokter bahwa hidupnya tinggal 3 bulan lagi akibat kerusakan jantung yang dideritanya, setelah sebelumnya pernah dioperasi dan mengganti 3 klep jantungnya dengan metal. Namun, karena tidak ingin melihat anak-anaknya yang masih kecil tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu, dengan semangat juang yang tinggi, ibunya Iqbal mampu bertahan hingga lebih dari 10 tahun dan berhasil mendampingi anak-anaknya hingga dewasa, bahkan sampai Iqbal lulus kuliah.

Aku cukup kenal dengan keramahan ibunya Iqbal, karena teman-teman di band dulu sangat akrab satu sama lain, bahkan keluarga satu dengan yang lainnya sudah saling kenal dan saling kunjung, hingga para orang tua sudah percaya dan membebaskan anak-anaknya untuk bermalam 1-2 minggu bahkan ada yg hampir 2 tahun tinggal di rumah orang tuaku yg waktu itu dijadikan base camp. Ada juga yang pernah kabur dari rumah, tapi setelah tau anak mereka ada di rumah orang tuaku, mereka sedikit lebih tenang dan meminta agar aku bisa memberikan anjuran-anjuran positif agar anaknya mau pulang. Kami dulu sering berdiskusi tentang apa saja, tentang mimpi dan harapan, tentang politik, agama, wanita, masalah keluarga, pokoknya tentang apa sajalah.

Sesampainya di rumah, Iqbal langsung tancap gas menuju rumahnya. Setelah membenahi perlengkapan musik, perasaanku mulai tidak enak. Akhirnya teman2 semua sepakat untuk meluncur ke rumah Iqbal di Tangerang. Dalam perjalanan kamipun menghubungi Iqbal yang ternyata telah berada di rumah sakit di daerah Tangerang (lupa nama rumah sakitnya). Kami segera bergegas menuju kesana. Sesampainya di rumah sakit tersebut kamipun menghubungi Iqbal kembali yang ternyata telah menuju ke arah rumah sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta Barat. Sesampainya di rumah sakit, Iqbal berada dalam ruang IGD, kamipun menunggu di pelatarannya. Tak lama waktu berselang, terdengar suara isak tangis yang keras dari dalam ruangan. Bapaknya Iqbal pun keluar dengan menangis, ia kemudian memelukku sambil berkata “maafin ibu ya diq kalau dia ada salah..” “iya pak.. yang sabar pak..” jawabku. Tak lama Iqbalpun keluar dari ruangan itu dengan airmata. Kamipun menghampirinya, “yang sabar ya bal..” salah seorang temanku berkata. “insya Allah ibu sekarang sudah mendapat tempat yang lebih baik..” ujar yang lainnya. “semoga amal ibadahnya diterima dan segala dosanya dihapus..” jawab Iqbal. “amiin”, kamipun semua saling berpelukan.

Bapak dan ibunya Iqbal telah puluhan tahun bekerja di kantor yang sama yaitu Angkasa Pura Soekarno-Hatta. Sehingga telah puluhan tahun pula mereka melewati waktu selalu bersama-sama, 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Mungkin, bapaknya Iqbal adalah orang yang paling kulihat benar-benar merasa kehilangan karena hingga pemakaman airmatanya nyaris tidak pernah mengering. Bagi kami anak-anak di band, hari itu merupakan hari yang bersejarah dan telah memberikan banyak pelajaran berharga, bahwa hidup akan selalu terhiasi tawa dan airmata. Dan lagu "Ibu" karya Iwan Fals telah menjadi bagian dari sejarah itu. Selamat tinggal ibu. Semoga engkau berbahagia di sana. (DiQ)


-dedicated to all my brothers of band-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun