Mohon tunggu...
moh. romadlon
moh. romadlon Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan penyuka buku

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tampil Cantik dalam Perspektif Islam

9 Oktober 2014   01:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:49 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cantik merupakan dambaan setiap perempuan. Untuk tampil cantil, tak jarang perempuan rela melakukan apa saja, bahkan sampai menerjang norma-norma agama, seperti melakukan operasi plastik, pasang susuk, atau mempertontonkan auratnya. Apakah kemudian tampil cantik dilarang agama? Selama masih dalam tataran dan aturan agama, tampil cantik tentu tidak dilarang. Bahkan Islam sangat menganjurkan untuk selalu tampil cantik. Maka tak salah menampilkan sebuah keindahan atau kecantikan.

Oleh karenanya, agama memberi batasan dan kaidah yang semestinya diikuti dan dijalani oleh setiap muslimah. Kaidah yang menuntun mereka agar memiliki kecantikan dan pesona yang lahir dari ruhani, sebab kecantikan fisik sesungguhnya memancar dari hati yang bersih. Dalam kaitan itulah buku ini lahir.

Definisi kecantikan dari masa ke masa selalu berbeda. Setiap rentang budaya tententu akan memiliki definisi masing-masing. Namun sesungguhnya Islam memiliki kaidah dan definisi yang baku tentang itu. Bahwa cantik dan eloknya perempuan diukur dari iman, takwa dan akhlaqnya, bukan dari fisiknya saja. (hal. 25)

Al-Khawarizmi, ilmuwan Islam penemu angka nol mengatakan, “Kalau wanita berakhlaq baik dan berpikir positif, ia adalah angka 1. Kalau ia juga cantik, tambahkan 0, menjadi 10. Kalau ia juga punya harta, imbuhkan lagi 0, menjadi 100. Kalau ia cerdas, imbuhkan lagi 0, jadi 1000. Jika wanita memiliki semuanya, tapi tidak memiliki yang pertama, ia hanya akan menjadi 000, tidak bernilai sama sekali.....”

Untuk menumbuhkan dan memupuk kecantikan ruhaniah tidak perlu melakukan ritual atau amalan yang aneh, cukuplah dengan melaksanakan dan menegakkan ibadah harian saja. Sebab ibadah itu sarat akan manfaat, baik untuk kecantikan fisik maupun psikis. Misalnya saja shalat. Ketika seseorang telah menegakkan shalat, akan ada kenyamanan psikologi tersendiri padanya. Kenyaman psikologi ini akan menimbulkan efek ketenangan jiwa dan kedamaian. Dan ketenangan jiwa dan kedamaian itu selanjutnya akan memancar pada wajah. Bahkan, menurut para ahli, shalat memiliki manfaat besar secara fisik karena dalam gerakan-gerakanya mengandung unsur relaksasi. Menegakkan shalat dapan mengendurkan saraf dan otot yang tegang. (hal.42-43)

Puasa juga salah satu ibadah yang sangat menunjang kecantikan badan dan ruhani. Berpuasa dapat menundukkan hawa nafsu, bisa melatih seseorang menjadi penyabar, dan menumbuhkan perasaan peka terhadap nasib sesama. Bersamaan dengan itu, dengan berpuasa, seseorang berarti mengistirahatkan kerja organ pencernaannya. Beberapa dekade ini ditemukan bahwa kesehatan dan vitalitas tubuh sangat dipengaruhi oleh kesehatan organ pencernaan. Misalnya saja orang yang sembelit biasanya berwajah muram dan kusam. Kadang juga ditemukan gangguan-gangguan dikulit, seperti ketombe dan jerawat. Dengan berpuasa, organ pencernaan memiliki jeda waktu untuk mengeluarkan kotoran dari saluran pembuangan sehingga saluran pencernaan dan pembuangan akan bersih dari kotoran.

Dengan berpuasa juga memacu adanya proses detoksifikasi, yaitu proses pengeluaran racun dari sel-sel tubuh. Prof. Hembing mengatakan, “Saat puasa, cadangan energi yang tersimpan di organ-organ tubuh dikeluarkan, sehingga melegakan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanan. Oleh karena itu tak mengerankan bila orang yang sering berpuasa, kulitnya akan lebih segar dan lembut. (hal.49-54) Selain shalat dan puasa masih banyak ibadah lain yang sarat akan manfaat bagi kecantikan ruhani dan jasmani seperti wudhu, sedekah, membaca al-Quran, dzikir, tawakal, bersilaturrahmi, dll.

Sembari melangkah lewat ibadah untuk lebih berbenah diri dari sisi ruhani agar memperoleh inner beauty, untuk mendapakan pesona sempuna, perempuan juga dipersilahkan untuk mendadani diri dari sisi fisik. Dengan catatan cara-cara yang ditempuh tidak bertentangan dengan kaidah agama, misalnya saja apa yang dilakukan sifatnya untuk merawat bukan mengubah, tidak dengan hal yang diharamkan, serta tujuannya bukan untuk dipamerkan pada orang yang tidak berhak meliharnya. Sedang laku fisik yang dianjurkan agama antara lain berupa mandi untuk kecantikan, tidur teratur, olahraga, memakai pelembab, berjilbab, dll.(hal.96-127)

Kecantikan sejati sesungguhnya hanya dimiliki oleh para pecinta Allah. Yang karena keimanan, ketaqwaan, dan ketundukannya pada Allah, mereka memiliki keelokan tersendiri yang tiada tanding. Dan buku ini akan membimbing pembaca menuju ke sana.

*Cover koleksi pribadi

Data Buku

Judul buku: Perempuan Dambaan Al-Quran

Penulis: Gayatri Ida Susanti

Penerbit : Mizania

Cetakan: I Juni 2014

Genre: Islam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun