Mohon tunggu...
moh. romadlon
moh. romadlon Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan penyuka buku

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Teladan Nabi Dalam Menangkal dan Menangani Stres

9 Oktober 2014   13:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data buku

Judul buku: Tumpas Stres Seketika

Penulis: Akhmad Fadholi

Penerbit : Diva Press

Cetakan: I, September 2014

ISBN: 978-602-7695-56-6

Pada dasarnya, stres merupakan respon normal terhadap situasi yang terjadi dalam dinamika kehidupan ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan situasi begitu dinamis, tak pelak menyeret manusia untuk masuk menjadi bagian di dalamnya, sehingga, secara fisik dan psikologis harus mengikuti lajunya. Tuntutan hidup yang serba konstan ini yang mengakibatkan stres.

Sebagai sebuah respon normal tentu stres dapat menghinggapi siapa saja. Dan parahnya stres ini dalam kadar tententu banyak menimbuhkan efek negatif pada fisik dan psikis seseorang, seperti daya tubuh menurun, rentan terserang penyakit, insomnia, kecemasan berlebih sampai tingkat depresi akut. Sementara di lain sisi, dari hari ke hari hiruk dan beban hidup kian menumpuk dan menuntut adanya penyelesaian secara cepat, sehingga manusia modern kian berpeluang untuk mengalami stres lebih tinggi. Nah, untuk mengatasinya, 14 abad silam Rasulullah telah menyiapkan resep mengatasi stres. Resep-resep itulah yang menjadi pembahasan pokok buku ini.

Tiap orang memandang stres berbeda-beda. Misalnya menurut Hans Selye (1976) stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Soeharto Heerdjan (1987) mengatakan bahwa stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang menimbulkan ketegangan pada diri seseorang. Sedang, Lazarus & Folkman (1984) memandang stres sebagai sebuah hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh indinidu dinilai membebani atau melebihi kekuatanya dan mengancam kesehatannya (hal.16-17).

Terkait dengan penanggulangan dan penanganan stres, setidaknya ada perbuatan dan pola hidup Rasulullah yangharus ditauladani. Salah satunya adalah memulai segala aktivitas dengan membaca basmalah. Terdengar sepele, tapi Banyak para ilmuwan modern yang akhirnya menngakui bahwa basmalah memiliki efek besar, baik terhadap fisik maupun psikologis terhadap kehidupan seseorang. (hal.83). Sebab, membaca basmalah ketika hendak melakukan sesuatu pekerjaan merupakan salah satu media yang bisa membersihkan hati dan pikiran dari kedengkian, kekufuran, ketakaburan, dan sifat negatif lainnya. Sekaligus menumbuhkan pikiran serta sikap dan sifat positif, seperti kejernihan pikiran, ketenangan jiwa, tawadlu, tawakal, senantiasa bersyukur, dll. Bagi orang yang memiliki sikap dan sifat tersebut, hidup bukan merupakan beban, sehingga ia pun terhindar dari stres (hal. 99-103)

Sikap luhur Nabi yang harus ditauladani berikutnya adalah tawakkal. Sebuah masalah timbul karena ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Ketidaksesuaian itu yang menyeret manusia pada satu titik didih tertentu yang merupakan gejala stres. Pada situasi itulah sikap tawakal sangat dibutuhkan, yakni penyerahan total pada kehendak Allah SWT. Siapa pun yang sanggup melakukannya, maka ia akan terbebas dari segala bentuk kegelisahan, keresahan atau kekhawatiran dalam menjalani kehidupan, dimana hal tersebut merupakan efek dari stres (hal.120).

Namun perlu diingat, tawakkal yang benar bukan berlaku pasif dengan meniscayakan ikhtiar, melainkan mengembalikan hasil pada takdir setelah berusaha maksimal. Ibnu Utsaimin berkata bahwa tawakkal adalah menyandarkan permasalahan pada Allah SWT. dalam mengupayakan yang dicari dan menolak semua yang tidak disenangi disertai percaya penuh pada Allah Swt. dan menempuh sebab yang diizikan syara’ (hal.124)

Mengendalikan hawa nafsu juga termasuk perilaku luhur Nabi yang efektif menangkal stres. Orang yang masih dikendalikan nafsu bisa dipastikan jiwanya keruh dan mentalnya rapuh. Sehingga, rentan stres dan rentan terserang beragam penyakit. Sementara itu, seorang yang telah mampu mengendalikan hawa nafsu, pasti hidupnya tidak terombang-ambing oleh kebingungan dan kekhawatiran. Sehingga, ia terhindar dari stres dan beragam penyakit fisik dan psikis lainnya (hal.145).

Langkah antisipatif terhadap stres yang dicontohkan Rasulullah selanjutnya adalah selalu berbaik sangka kepada diri sendiri, sesama manusia, dan Allah Swt. Sebagaimana kita sadari bersama, kekecewaan timbul juga karena adanya prasangka buruk terhadap realita kehidupan. Prasangka inilah yang sering menutup kejernihan akal dalam menimbang segala hal dengan seimbang. Maka, siapa pun yang selalu berusaha berbaik sangka pada diri sendiri, sesama, dan Tuhannya, niscaya hidupnya senantiasa gembira, terhindar dari rasa kecewa, dan dijaukan dari gejala stres (hal.164). Semua tips menangkal stres yang diajarkan Nabi dalam memang terkesan sepele dan basi tapi ternyata para pakar kesehatan modern mengakui kedahsyatannya.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun