Ketiga, Pintu Bersyukur. Ini mengacu pada ayat yang artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu". (QS. 14:7). Keempat, pintu Taqwa. Allah berfirman, yang artinya: "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya". (QS. At Thalaq :2). Keempat, Pintu Istighfar. Pintu ini dilandaskan pada ayat yang artinya: "Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta” (QS. 71 : 10-11).
Keenam, Pintu Pernikahan. Sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan kemapanan kepada mereka dengan karuniaNya.” (QS. An-Nur : 32). Ketujuh, Pintu karena Anak. Allah berfirman, yang artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” (QS. Al-Isra 31), dan kedelapan Pintu Rezeki melalui Sedekah. Allah berfirman, artinya: "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak" (QS. Al-Baqarah: 245).
Tentu, ini hanya sebagian pintu yang dijanjikan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Masih banyak pintu lain, misalnya seperti pintu shalat, termasuk bahkan membaca al-Qur’an itu sendiri. Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kataba Allahu maqaadiira al-khalaaiqi qabla an-yakhluqa as-samaawaati wa al-ardha bikhamsiina alfa sanatiin”, yang artinya: “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Ibnul Qayyim berkata: “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
Oleh karenanya, keyakinan, keimanan tidak hanya akan memantapkan tentang siapa diri kita, tetapi juga tentang siapa Tuhan kita dan bagaimana rezeki kita. Sehingga jika kita telah beriman kepada-Nya, tak perlu lagi kita khawatir dan takut miskin dan tidak bisa makan. Wallahu a’lamu bi-asshawab.[***]
Jumat, 24 Maret 2017
Pukul 11.55 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H