Tanggal 9 April 2014, hari raya Demokrasi baru saja kita peringati. Sebuah waktu yang tepat bagi kita sebagai warga yang mengakui mencintai Indonesia, memilih wakil-wakil kita sebagai anggota legislatif. Anda juga memilih wakil rakyat 'kan ? Jangan sampai Anda tidak memilih, karena ini hanya akan memperlancar penyalahgunaan surat suara. Persepsi saya mengenai Pemilu kali ini, sangat berbeda jauh dibandingkan saat saya menggunakan hak suara saya untuk pertama kali di tahun 1999. Suasana Pemilu 2014 diwarnai dengan berbagai hal yang terjadi sebelum pesta demokrasi ini digelar. Masa pemerintahan kedua Presiden SBY memang banyak diwarnai dengan hadirnya bencana-bencana alam, dan juga masalah sosial ekonomi. Yang tentu saja, ini sedikit banyak mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menentukan pilihan.
Seperti yang banyak diperhitungkan oleh para pakar politik, perolehan suara partai yang dulu mencalonkan presiden terpilih sekarang ini akan mengalami penurunan. Hal ini terbukti dengan hasil Quick Count yang kemarin diadakan. PDI Perjuangan berhasil menduduki peringkat pertama perolehan suara, diikuti oleh Partai Golkar, kemudian Gerindra. Di sini, saya tidak akan bicara soal politik. Emoh saya ! Hanya, dari hasil Pemilu ini, saya bisa mengambil pelajaran yang berarti bagi kehidupan saya selanjutnya. Masalah kepercayaan. Inilah yang menjadi fokus utama perubahan perolehan suara ini.
Di tengah masyarakat yang semakin pintar, dan kemudahan akses informasi, membuat para pemilih saat ini cenderung memilih berdasarkan realita. Saya bukan pendukung salah satu partai yang menduduki 3 besar itu. Tapi saya juga bukan seorang yang fanatik partai tertentu. PDI Perjuangan memang layak mendapatkan apresiasi masyarakat secara lebih baik, karena banyak para pemimpin daerah yang berbasis partai ini, sukses dalam memimpin daerahnya. Tidak terkecuali adalah daerah saya sendiri. Bupati Magelang periode lalu adalah seorang tokoh PDI P. Dan asli orang Grabag. Saya banyak melihat perkembangan positif dari kabupaten Magelang semasa kepemimpinannya.
Hal ini berbalik dengan keadaan negara. Saya tidak akan membicarakan ini lebih panjang. Maaf, saya tidak mau berdebat. Jadi, keberhasilan PDI Perjuangan menempati posisi pertama perolehan suara itu sangat wajar. Apalagi ketika kemudian PDI Perjuangan mengajukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo/Jokowi sebagai RI 1. Dukungan menjadi tambah luas, walaupun ada juga yang mengecam pencalonan ini. Kalau menurut saya pribadi, justru dengan Jokowi menjadi Presiden, maka akan lebih leluasa dalam mengelola ibu kota.
Terlepas dari semua hal yang terjadi, kita harus bisa membantu pemerintah kita agar bisa memperbaiki keadaan negara ini, terutama sosial ekonominya. Masalah-masalah yang lebih bersifat politis, kadang mengalahkan hal yang sebenarnya krusial bagi orang banyak. Semoga saja, negara ini menjadi lebih baik lagi ke depan, dengan pemimpin dan wakil rakyat yang amanah. Ingat ! Rakyat sekarang ini sudah lebih cerdas dan banyak belajar. Sekali kepercayaan rakyat hilang, jangan harap bisa kembali mendapatkan simpati. Jadi, berhati-hatilah dalam mengemban amanat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H