Konsentrasi pada anak seringkali dihubungkan dengan kecerdasan, tapi sepertinya tidak adil jika hanya melihat pada satu sudut pandang opini saja. Mungkin dari kalian juga bertanya-tanyajika konsentrasi adalah tolak ukur kecerdasan lantas bagaiamana dengan kodrat seorang anak yang memang pada dasarnya cenderung ingin mengetahui banyak hal.
Lantas apa hubungan nya anak yang memilki rasa ingin tahu besar dengan tingkat konsentrasi anak? yaps.. benar mungkin saat ini kalian sudah terbayang dengan opini yang saya sampaikan. Anak yang memilki rasa ingin tahu besar dapat dihubungkan dengan konsentrasi si anak, tergantung kita menyikapi dengan cara pandang berbagai sisi.
Contoh sederhana anak yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar biasanya dia tidak bisa fokus atau konsentrasi dengan satu permainan saja, jadi meskipun dia belum merasakan dengan sempurna permainan A, jika ada yang lebih menarik dari perhatian nya maka dia akan segera bergegas untuk menghampiri sesuatu yang menurutnya lebih menarik. Bukankah sikap tersebut adalah sikap yang ajar dimilki anak? ya tentu saja,jadi konsentrasi tidak bisa menjadi tolak ukur utama dalam mengenal kecerdasan anak.
Dari gambaran diatas yuk kita jelajahi bagaimana sih sistem saraf dalam mengelola konsentarsi pada otak? Yupss... otak manusia, konsentrasi erat hubungannya dengan otak, karena konsentrasi merupakan bagian dari pemikiran dimana di letak kerjanya pada bagian utama tubuh kita yaitu otak. Tanpa kita sadari kegiatan manusia di era modern ini jauh lebih menguras otak dibanding fisik, pertama dikuras dengan pekerjaan yang mengandalkan pemikiran, kemudian keseharian manusia yang sering terpapar radiasi terlalu lama seperti radiasi handphone, leh karena itu serig kali ketika kita merasakan sangat kelelahan, meskipun tidak melakukan aktifitas diluar rumah.
Salah satu bagian yang mempengaruhi tingkat konsentrasi pada otak yaitu bagian neurotransmitter. Apa sih neurotransmitter itu? Neurotransmitter yaitu senyawa kimiawi yang ada didalam tubuh, yang memilki tugas sebagai penyalur pesan antara sel saraf (neuron) ke sel saraf yang akan dituju. Sel yang dituju  berada pada otot , berbagai kelenjar, dan bagian lain dalam tubuh.
Adakah jenis- jenis neurotransmitter? Yups betul ada, adapun jenis- jenis neurotransmitter terdiiri sebagai berikut:
- Neurotransmitter eksitasi, fungsi neurotransmitter disini dapat menyebabkan neuron untuk melakukan aksi, contohnya yaitu epinephrine dan norepinepherin.
- Neurotransmitter inhibisi, fungsi dari neuron ini yaitu kebalikan dari neurotransmitter aksitasi, dimana neuron ini dapt menghambat pergerakan atau aksi.contohnya yiatu dopamin dan asetilkolin.
- Neurotransmitter modulator, dapat menghubungkan dengan neurotransmitter lain nya, atau dapat mengkomunikasikan dengan neurotransmitter lain.
Sampai sini, kalian akan memahami bahwasanya konsentrasi juga dapat dipengaruhi oleh sistem saraf manusia sendiri. Yuk mari kita ulik lebih dalam bagaian yang mempengaruhi konsentrasi ini!
Neurotransmitter yang sangat sering dikenal banyak orang yaitu asetilkolin, dopamin, serotonin, neropinefrin. Wahh semakin menarik sekali, mari kita kupas satu per satu bagian tersebut.
- Asetilkolin, nueurotransmitter ini berperan dalam kontraksi otot, dapat mengatur aktifitas hormone, dapat mengendalikan detak jantung, neurotransmitter pada baian ini juga berpengaruh pada fungsi daya ingat. asetilklin termasuk neurotransmitter aeksitasi.
- Dopamin, neurotransmitter berperan dalam perilaku, konsentrasi, koordinasi tubuh, dan juga daya ingat.
- Serotonin, yaitu neurotransmitter yang berpengaruh pada suasana hati seseorang, mengatur pembekuan darah, nafsu makan, aktivitaas tidur, depresi ada hubungannya dengan serotonin. Semakin tinggi tingkat serotonin pada tubh maka akan menyebabkan gejala depersi pada otak.
- Neropinefrin, disebut juga sebagai adrenalin, berfungsi sebagai neurotransmitter dan juga hormone, erat kaitannya dengan ketakutan dan stress.
Nahh dari penjelasan diatas kita semua dapat mengetahui bahwasanya konsentrasi dipengaruhi oleh dopamin, letaknya dopamine yaitu juga berasal pada sel saraf yang terletak pada tubuh dan dapat mengatur komunikasi dengan bagian pemikiran otak manusia, ketika dopamine pada manusia meningkat sangat tinggi maka akan menyebabkan kebingungan, susah berkonsentrasi dan daya ingat menurun. Untuk menjaga dopamine yaitu dengan menjaga pola hidup dan teratur berolahraga dengan cukup.
Untuk masalah knsentrasi pada anak sebenarnya tidak terlalu berbahaya layaknya kemampuan konsentrasi pada orang dewasa, Â anak yang sulit berkonsentrasi adalah suatu hal yang wajar dalam masa pertumbuhannya akan tetapi ada baiknya jika memeperhatikan stimulasi sejak dini dalam hal konsentrasi pada anak, kita harus memberikan anak kesempatan untuk membantu anak dalam hal konsentrasi dengan baik. Stimulasi yang baik sejak dini untuk membangun konsentrasi anak yaitu dengan membangun mental anak terlebih dahalu, seperti membangun kepercayaan diri pada anak, memberikan anak waktu dalam menunjukan kemandiriannya. Mengapa seperti itu apakah penting? Ya tentu saja sangat penting, karena konsentrasi pada anak akan berpengaruh dalam kehidupan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H