Mohon tunggu...
Muryati Petrus
Muryati Petrus Mohon Tunggu... -

Simpel mind , Enjoy my life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mendua lewat Wanita Dunia Maya

14 Februari 2014   19:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

aku hanya mampu duduk terdiam .., mataku seakan buta untuk menyaksikan sikap aneh suami ku ...,

apalah aku ini hidup dan hadir dalam realita kehidupannya sebagai istri namun tak pernah d anggap ...

hanyalah sebuah kebahagiaan dan kepuasan mimpi angannya lewat gambar dan dunia maya aku slalu khianati .......

sungguh kehidupan yang aneh , untuk urusan materi aku tak kekurangan satu sen pun untuk kekosongan ruang hatiku slalu tersakiti akan hadirnya bayangan wanita dunia maya yang membangkitkan gairah suami ku ....

aku pun selama enam tahun slalu bertanya , dan slalu belajar akan apa yang ku jalani hidup ini

tiap persoalan dalam pasutri jika mampu temukan solusi yang terbaik akan membawa hubungan yang begitu solid jika tidak mampu mempertahankan kebersamaan maka Bahtera rumah tangga akan KARAm hanya sesuatu yang tidak jelas.

begitu bangga Ia akan istri yang d milikinya kepada kehidupan sosial nyata , namun berbeda dengan kebutuhan akan hati nurani nya sendiri ....

lelaki yang senang mendua lewat dunia maya adalah pilihan hidupnya untuk mencari kepuasan ...

hanya dia yang sanggup mengubah dan KEJUJURAN,KEBENARAN, KESetiaannya akan kehidupan yang d jalani sesusungguhnya ......

Dan Waktu akan memberikan pelajaran yang berharga untuk menjadikan SEORANG yang DEWASA dalam bersikap dan bertindak .

apalah artinya semua materi yang berlimpah jika Ia tak mampu mensyukuri atas anugerah yang dimiliki sesungguhnya sangat berharga dari apa usaha kerja keras yang Ia lakukan dalam meraih kebahagiaannya .

Bahagia itu sederhana ..

Bahagia adalah senyum para bidadariku ....

Bahagia adalah DAMAI SEJAHTERA .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun