Menyusur dari sisi kanan. Kontrol. Sedikit sentuhan. Tembak. Dan gol. Itu adalah ciri khas Mohammed Salah. Striker Liverpool.
Namun belakangan. Aksi itu jarang sekali terlihat. Dalam beberapa pertandingan terakhir. Salah hanya lari-lari di lapangan. Tanpa kontribusi berarti.
Salah satu kontribusinya yang sedikit terlihat adalah saat pekan lalu di Liga Champion. Saat melawan Rangers. Liverpool yang memainkan formasi 4-2-4 sukses menang 2-0.
Formasi itu kemudian dipakai lagi saat berhadapan dengan Arsenal akhir pekan lalu.
Sebetulnya hasilnya tak terlalu buruk. Liverpool kalah tipis 2-3 dari Arsenal. Seandainya Liverpool mendapatkan hadiah penalty saat Gabriel melakukan handsball di kotak penalti Arsenal. Mungkin pertandingan bisa berakhir imbang 3-3 untuk Liverpool.
Terlepas dari hasil yang dicapai. Salah lagi-lagi kurang memberikan kontribusi. Ia pun ditarik di menit 69. Ini adalah kali kedua dalam 18 bulan terakhir Salah ditarik ke luar lapangan. Dengan kondisi Liverpool tidak memenangi pertandingan.
Spekulasi banyak bermunculan tentang Salah. Hampir sama banyak dengan cemohoaan terhadap pemain Timnas Mesir itu. Orang banyak bilang bahwa ini ada kaitannya dengan Sadio Mane.
Apa benar Salah kehilangan kemampuan karena ditinggal partnernya, Sadio Mane?
Tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Kepergian Mane-yang seorang pemain hebat-tak bisa dipungkiri berpengaruh pada penampilan Salah.
Selama ini keduanya bersama Firminho berada di lini serang Liverpool. Mereka bermain bergantian. Dari kiri ke kanakan. Dari kanan ke kiri. Ketiganya bisa berpindah-pindah posisi. Menyesuaikan keadaan.