Sorotan tengah tertuju ke Menteri Pendidikan. Kebudayaan. Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek). Nadiem Makarim. Gara-gara salah statement. Saat menyebut 'organisasi bayangan'. Di acara pertemuan transformasi pendidikan. Di markas PBB. Amerika Serikat. Pertengahan bulan ini.
Di forum internasional itu. Pria kelahiran Juli 1984 membeberkan. Ada 400 orang yang bekerja sebagai 'organisasi bayangan'. Semuanya di luar sistem kementrian. Mereja juga bukan vendor kementrian. Mereka terdiri dari; product manager, software engineer, data scientist. Tapi kerja mereka melekat pada kementrian. Bahkan seorang product manager. Sama levelnya dengan direktur jendral.
Polemik pun muncul. Orag-orang bertanya, siapa di balik 'organisasi bayangan' itu? Apa latar belakangannya? Apa tujuannya? Siapa yang membiayainya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Wakil rakyat turun tangan. Nadiem dipanggil. Ditanya soal 400 orang 'organisasi bayangan'. Nadiem dicecar. Dikejar pertanyaan. Seputar tim bayangan. Dari tayangan televisi. Nadiem beberapa kali terlihat tertunduk. Entah apa arti gesture itu. Tapi sepertinya. Ia tersudut.
Nadiempun mengkoreksi. Di depan anggota DPR. Ia menyebut 400 orang tersebut. Adalah organisasi 'mirroring'. Maksudnya sebuah organisasi yang menjadi mitra kemendikbud. "Yang saya maskud. Organisasi ini adalah mirroring. Terhadap kementrian kami," ujarnya dikutip dari BBC Indonesia Senin (26/9).
Â
Suami Franka Franklin akhirnya mengaku. Tim bayangan yang ia gembar-gemborkan. Adalah vendor. Namanya GovTech Edu. Anak perusahaanya PT Telkom.Â
Kemendikbud-Ristek dan GovTech Edu sudah bekerjasama sejak 2020. Ada lima produk yang sudah dihasilkan. Yakni; Merdeka Mengajar. ARKAS. SIPLah. Kampus Merdeka. Rapor Pendidikan. Dan Belajar.id.
Itu diakui juga oleh Direktur Digital Bisnis Telkom. Fajrin Rasyid. Kata dia, GovTech Edu sudah berkali-kali menang tender. Di Kemendikbud-Ristek. (moerni)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI