Pada hari ini (Selasa, 10 November), para pemimpin dari delapan negara akan bertemu untuk pertemuan tahunan ke-20 Dewan Kepala Negara Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO). Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antnio Guterres juga diharapkan menyampaikan pesan video kepada para peserta pertemuan SCO.
SCO sendiri dianggotai oleh Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Cina, Rusia, India, dan Pakistan. Organisasi antarabangsa di kawasan Asia ini mewakili sekitar 42% populasi dunia dan 20% dari PDB global. Blok tersebut dianggap sebagai penyeimbang NATO dan terutama berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan keamanan trans-regional.
Agenda pertemuan yang diketuai pihak Rusia mencakup isu-isu terkait peningkatan interaksi yang dinamis di internal SCO dalam sehubungan dengan memuncaknya tantangan dan ancaman global kontemporer. Lebih detailnya, para kepala negara akan membahas langkah-langkah untuk lebih meningkatkan kegiatan SCO dalam kerangka strategi pengembangan SCO hingga tahun 2025.
Para pemimpin juga akan mempertimbangkan untuk mengembangkan kerja sama di seluruh bidang prioritas: keamanan dan kontra-terorisme, ekonomi, hubungan kemanusiaan, mengatasi persoalan sosio-ekonomi-politik akibat pandemi virus corona. Di samping itu, para kepala negara akan membahas masalah-masalah regional, khususnya terkait Afghanistan dan Timur Tengah.
Uzbekistan yang merupakan salah satu negara pendiri SCO --namun baru secara resmi bergabung menjadi anggota organisasi tersebut pada Juni 2001 lalu-- sangat mementingkan SCO dalam strategi kebijakan luar negerinya. Bagi Uzbekistan, SCO merupakan platform dialog terbuka dan konstruktif sekaligus sebagai alat penting untuk kerja sama melawan berbagai kejahatan regional maupun transnasional. Juga mencakup kerja sama promosi hubungan ekonomi yang saling menguntungkan, kemitraan dalam bidang sosial, budaya dan kemanusiaan.
Terlebih, semua inisiatif yang diajukan oleh Kepala Negara Uzbekistan pada Pidato Majelis Umum PBB ke-75 pada September lalu, mencerminkan dan sepenuhnya mematuhi tujuan dan sasaran SCO yang tertuang dalam Piagam serta dokumen fundamental lainnya.
Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev menawarkan dukungan dalam perang bersama melawan pandemi dan mengatasi konsekuensi negatif dari penyebarannya, dengan menekankan pentingnya memperkuat kemitraan dalam masalah kesehatan, meningkatkan status dan kapasitas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan memperluas kekuasaannya.
Pandemi virus corona berdampak signifikan terhadap seluruh sistem hubungan internasional. Dalam kondisi seperti ini, masalah terorisme dan ekstremisme internasional menjadi semakin akut. Perang efektif melawan terorisme dan ekstremisme membutuhkan konsolidasi upaya komunitas dunia.
Faktor penting lain dalam keberadaan terorisme internasional di kawasan Asia Tengah adalah situasi yang tidak stabil di Afghanistan. Tashkent memahami dengan baik bahwa pemulihan perdamaian di Afghanistan yang bebas dari terorisme dan kejahatan terkait narkoba serta perdagangan manusia tidak mungkin dilakukan tanpa penerapan langkah-langkah ekonomi yang memadai.
Di luar dari persoalan keamanan dan high politics lainnya, salah satu arahan terpenting untuk pelaksanaan haluan regional baru Uzbekistan di Asia Tengah, yang dilakukan di bawah kepemimpinan Presiden Shavkat, adalah juga penguatan ikatan budaya, kemanusiaan dan spiritual antara masyarakat di kawasan.