Kilang-kilang minyak itu, bertaburan di tanah rencong ini
Tapi sayang, pemiliknya bukan kami
Kami hanya pribumi yang awam dan lugu
Bermadikan peluh, sebagai kuli kasar yang rela kulitnya menjadi legam
Hanya untuk beberapa rupiah saja
Sementara tuan-tuan dari pulau seberang itu pemiliknya
Mereka berpenampilan parlente, gagah dengan dasinya
Dinginnya hawa ruangan, sebagai tempat tuan itu bekerja
Tak sebanding dengan kami, sebagai kuli yang terbakar mata hari
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!