Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI dan KITA Hanya Slogan

21 Agustus 2020   20:07 Diperbarui: 21 Agustus 2020   20:38 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presedium KAMI Gatot Nurmantyo dan Koordinator KITA Maman Imanulhaq. (Foto di Olah dari dua sumber: wikimedia.org dan tribunnews.com)

"Tidak ada "KAMU, Tidak KAMI, yang ada KITA,  Kita Indonesia"

Begitulah isi pesan penting dari deklarasi yang disuarakan oleh gerakan yang menamakan dirinya KITA di Gedung Joeang, Jakarta Pusat. Hanya berselang satu hari setelah dideklarasikannya Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Kemudian tepat pada tanggal 19 Agustus 2020, disusul dengan kemunculan deklarasi Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).

Melihat perkembangan ini, sepertinya ada kekhawatiran dari mantan pendukung Jokowi saat pilpres lalu, dengan membentuk gerakan KITA.

Apakah kemunculan KITA ini menunjukan rasa meradangnya terhadap KAMI? Sekelompok orang yang masih setia dengan Jokowi, melakukan deklarasi tersebut dan memantapkan Maman Imanulhaq oleh para deklarator dan relawan sebagai koordinator KITA.

Mereka tidak ingin kehilangan momen, apa lagi ini menyangkut marawah dan kewibawaan seorang presiden yang sedang dikritik.

Setiap yang dikritik tentunya punya alasan yang jelas. Salah satunya ada yang tidak stabil dalam roda pemerintahan tersebut. Barang kali asumsi tersebut memang hanya akan berkembang bagi sebagian orang yang tidak kesempaian hajatnya.

Pemahaman mereka akan berbeda dimata pengikut setia di barisan penguasa. Sebesar apapun kekurangan tuannya pasti terlihat sempurna dimatanya.

Meskipun demikian yang benar tetap akan kelihatan benar. Begitupun yang salah akan terbukti salah nantinya. Walau terkadang dipoles dan ditutupi dengan berbagai cara, tetap pada akhirnya akan tampak kesalahan tersebut.

Lalu bagaimana sikap rakyat biasa atas perkembangan kedua gerakan tersebut? Rakyat tidak mau ambil pusing, karena mereka sudah sangat dipusingkan dengan kebutuhan sehari-hari yang sangat sulit terpenuhi.

Penulis bermaksud mengatakan bahwa kesulitan ekonomi dimasa pemerintah sekarang, bukan itu maksudnya, tapi memang kesusahan tersebut terasa, bisa jadi penyebabnya karena Pandemi covid-19, yang membatasi ruang gerak masyarakat dalam mencari pendapatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun