Pendidikan kita sedang dihadapkan pada persoalan yang sangat serius, akibat pandemi covid-19 yang terjadi sejak kurang lebih tujuh bulan yang lalu. Membuat guru dan murid harus bertemu secara virtual, pengajaran secara online pun menngalami banyak hambatan. Seperti akses internet dengan sinyal timbul tenggalam bagi masyarakat pedalaman.
Keterbatasan pengguna HP pintar dikalangan murid dan wali murid juga menambah masalah semakin pelik. Kendatipun adanya subsidi pulsa tanpa adanya media pendukung, akan efektifkah subsidi tersebut?.
Sebagai salah satu contoh yang terjadi di kampung Cilelang, desa Jati, Tarogong Kaler, kabupaten Garut, Jawa Barat, seorang ayah nekat mencuri handphone Android milik tetangganya. Alasannya, demi membantu sang anak belajar secara daring di rumah (merdeka.com).Â
Seharusnya ia tidak melakukan perbuatan tidak terpuji itu, tapi satu sisi desakan sang anak dan tuntutanan keadaan, membuat dirinya gelap mata hingga nekat mencuri HP tersebut. Inilah wajah negeri kita, yang penuh dengan berbagai persoaalan dibidang pendidikan.
Terkait media pendukung, sebuah media online juga mengisahkan, tentang Sejumlah siswa di sebuah desa di kabupaten Sindereng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, terpaksa belajar di tepi jurang guna dapat mengikuti pelajaran online. Mereka terpaksa mengambil resiko demi mendapatkan sinyal internet yang stabil (berita.news)
Serta masih banyak contoh kasus lainnya semakin menambah benag kusut pendidikan masa-masa pandemi di Indonesia. Terkadang kita kembali merindukan masa-masa "ini Budi, ini bapak Budi", dulunya menggunakan cara belajar yang sangat sederhana tapi mampu melahirkan begitu banyak orang cerdas di negeri ini
****
Dengan adanya rencana subsidi pulsa untuk guru dan murid, paling tidak pemerintah sudah menampakkan itikad baiknya. Namun saya secara pribadi menilai langkah tersebut kurang tepat, ini bisa jadi akan menghabiskan biaya yang besar untuk program subsidi pulsa.Â
Sebaiknya pemerintah berikan subsidi untuk hal-hal lain saja, misalnya subsidi BBM, itu lebih tepat. Karena bila harga BBM turun akan terjadi manufer efek terhadap menurunnya harga barang yang lain, dan itu lebih membuat rakyat sejahtera.
Sebenarnya masyarakat menyambut baik tentang subsidi pulsa tersebut, namun ketakutam kita tidak bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan murid. Walaupun kebijakan ini masih dalam tahap pengkajian, hendaknya pemerintah menemukan solusi lain terhadap masalah pendidikan saat ini. Jangan membiarkan ini terus berlarut-larut, ditakutkan akan terciptanya generasi kurang cerdas nantinya.