Lelaki paruh baya itu bersama anaknya Ia bersandar pada dinding Underpass, Disampingnya ada karung yang dipenuhi barang
Gelapnya malam dan lalu lalang kendaraan tak ia hiraukana, Baginya kolong ini menjadi tempat nyaman untuk beristirahat, Tak ada jamuan makan malam disana
Ia hanya bersandar dari kerasnya kehidupan di sebuah kota, Mungkin ia sudah terbiasa jadi pemulung
Lentera kendaraan kerap menyorotinya dari kejauhan, Tak mampu berkata-kata ketika aku melihat pemandangan itu, Pilu menyayat hati memikirkan malam yang dingin memeluk mereka
Potret buram sebuah lensa kehidupan di kota Gemilang
Minggu Malam, 5 Juli 2020
Moehib Aifa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H