Mohon tunggu...
Moehammad Abdoe
Moehammad Abdoe Mohon Tunggu... Penulis - Sastrawan Indonesia

Moehammad Abdoe, lahir di Malang, pelopor komunitas Pemuda Desa Merdeka, menulis puisi, cerpen, dan opini di media massa nasional.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Monokrom (Puisi Koran Tempo 2022)

19 Januari 2023   23:39 Diperbarui: 19 Januari 2023   23:40 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu matahari menyala di laut Timur ArafuraA

ku masih mengenalmu sebagai saudara kembar Sugriwo-Subali; seperti kisah di sebuah cerpen milik seorang dalang edan; Yanusa Nugroho


: Tapi kenapa kau justru memilih duduk serupa patung arca di depan hakim

Seorang gadis SMA perutnya tengah hamil-kebingungan mencari siapa bapaknya;
Menelusuri sepanjang rel, memasuki gang-gang sempit pemakaman, dan ruang diskotek-sebagaimana dulu kau dan saudaramu menghabiskan malam panjang di sana

Sebuah bintang subuh kemudian masih tampak berzikir di kedipannya
Udara basah menyusupi tulang-tulangmu di balik jeruji besi

: Demi tuak yang telah kuminum kala itu; aku sungguh tidak berbuat dosa, katamu suatu ketika kepada hakim di ruang persidangan
: Kau telah berdusta

Gema lolongan anjing terdengar begitu pekak dari toa di masjid
Dua-tiga botol arak sedang menenggelamkan logika saudaramu

Jakarta, 23 Maret 2022

Moehammad Abdoe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun