Mohon tunggu...
Moehammad Abdoe
Moehammad Abdoe Mohon Tunggu... Penulis - Sastrawan Indonesia

Moehammad Abdoe, lahir di Malang, pelopor komunitas Pemuda Desa Merdeka, menulis puisi, cerpen, dan opini di media massa nasional.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi - Puisi Moehammad Abdoe

1 Desember 2021   06:49 Diperbarui: 1 Desember 2021   07:23 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hari sebelum kereta tiba
seorang tua sedang menunggu di peron
dengan isak tangis bayi
dan anak perawan yang berulang kali keliru menuangkan garam ke dalam cangkir berisi kopi
saat membantu ibunya berjualan di warung

"tiada kehidupan selain kematian setelah ini," katanya
kematian itu wajahnya seperti cahaya yang paling silau
atau serupa hitam pekat kopi
gelap
dan mengintai siapa saja

melalui pintu sebesar lubang cacing
ia tidak melihat edaran waktu, pohon purba, ataupun sungai safir yang menguap di langit tanggung

seperti udara malam ruam di palung sunyi
dingin dan basah

(Malang, 2021)

Moehammad Abdoe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun