Mohon tunggu...
Moeh Alhady
Moeh Alhady Mohon Tunggu... -

Rakyat Jelata - Suka membaca - Sesekali menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Info [Terapi Hamil]: Ingin Punya Keturunan, Coba Terapi Aroma Rambut

19 Maret 2014   18:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pregnan-hair-theraphy

[caption id="" align="alignnone" width="206" caption="pregnan-hair-theraphy"][/caption] “Nyerah?! Udah berobat sana-sini, konsultasi dokter a-z, istri belum hamil juga”. “Jangan putus asa, dosa! Usaha biar pun sudah klimaks jangan diakhiri, musti tetep dilakonin!” Sebagai alternatif bagi anda yang belum dianugrahi keturunan saya sarankan konsultansi ke seorang “therapist, yang ikhlas dan tawaddu di suatu desa Bogor. Beliau tidak berprofesi di bidang pengobatan, tapi seorang tua yang saleh yang tidak pernah menolak permohonan orang yang meminta tolong padanya. Beberapa kawan Alhamdulillah berhasil memperoleh keturunan, setelah belasan tahun tidak dikarunia keturunan. Metode yang digunakan tergolong unik, dimana… pasien diminta membawa rambut laki-laki (suaminya) untuk dibakar sebagai aroma therapy, disamping beberapa ramuan herbal-alami yang dengan mudah diperoleh di sana. Terapi dilakukan pada saat istri sedang haid, pengobatan dengan metode ini lebih berhasil pada wanita yang masih mengalami haid (artinya, akan berbeda pada wanita yang tidak mengalami haid). Tidak ada magic disana, beliau hanya berdoa dan menyarankan agar pasien senantiasa berikhtiar dan berdoa serta menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT dengan ikhlas. Biaya? Tidak ada biaya! bahkan pasien yang datang berobat dan tidak punya ongkos pulang seringkali beliau ongkosi. Ada baiknya sambil bersiraturrahmi ke sana, anda berkenan membantu masyarakat desa yang kurang mampu sebagai sedekah. Mari bantu sesama! dan rasakan efek sedekah.. Bukan kah bertawassul dengan amal baik tidak dilarang? –-monggo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun