Menurut saya, iman itu bukan soal BENAR atau SALAH, bukan soal ASLI atau PALSU tetapi hanya sebatas soal PERCAYA atau TIDAK.
Contoh sederhana. Sebagian orang percaya bahwa angka tiga belas adalah angka sial. Sampai-sampai sebuah hotel sengaja mengganti lantai tiga belas menjadi dua belas A.
Bagi orang yang percaya, mereka akan berusaha mengumpulkan data-data, fakta-fakta, analisa-nalisa yang mendukung sehingga mereka sampai pada kesimpulan bahwa kesialan angka tiga belas dapat dicerna secara logika.
Bagi yang tidak percaya, mereka akan mengumpulkan data dan fakta yang sebaliknya atau mungkin mengabaikan kepercayaan itu. Dan mereka akan menyimpulkan bahwa hal itu hanya mitos belaka.
Demikian juga halnya dengan kepercayaan terhadap Ketuhanan Yesus. Itu bukan soal BENAR atau SALAH tetapi soal PERCAYA atau TIDAK.
Bagi yang percaya tentu akan mengumpulan data-data, fakta-fakta, analisa-analisa atau mungkin bukti-bukti sejarah yang mendukung sehingga didapatkan kesimpulan bahwa Ketuhanan Yesus itu dapat dicerna dan diterima secara logika.
Bagi yang tidak percaya, mereka akan mengumpulkan data dan fakta yang sebaliknya atau mungkin mengabaikan kepercayaan itu. Dan mereka akan menyimpulkan bahwa Ketuhanan Yesus itu hanyalah sebuah kekeliruan orang-orang terdahulu dalam memahami MUKJIZAT Yesus itu sendiri.
Sekali lagi, iman itu bukan soal benar atau salah tetapi sebatas PERCAYA atau TIDAK.
Kalau anda percaya maka dengan sendirinya anda akan mengerahkan kemampuan berpikir anda untuk mendukung kepecayaan anda. Ketika anda berpikir, mungkin ada yang salah dalam iman anda, maka bisa jadi anda mulai berhenti berpikir karena takut iman anda "rusak". Padahal sebenarnya anda telah berpikir secara BENAR.
apa itu iman?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H