Mohon tunggu...
Mod Ses
Mod Ses Mohon Tunggu... arsitek

create the future htttps://ocw.telkomuniversity.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gelar Seminar Internasional Bertema Artificial Intelligence, Telkom University Open Library Siap Hadapi Tantangan Digital

27 Februari 2025   10:14 Diperbarui: 27 Februari 2025   10:23 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung, 22 Februari 2025 ---Di bawah cahaya lampu temaram Gedung Maratua, suara-suara berbaur dalam gelombang antusiasme, menggema di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University. Para pustakawan, mahasiswa, dan akademisi dari berbagai penjuru berkumpul dalam semangat yang sama---menyelami samudera ilmu, kali ini dengan layar kecerdasan buatan sebagai nakhoda.

Dalam upaya merangkai masa depan perpustakaan dengan sentuhan teknologi, Telkom University Open Library menggelar seminar internasional bertajuk Enhancing Library Excellence: A Global Exchange of Idea pada Kamis (20/2). Acara ini menghadirkan Dr. Mohd Faizal Hamzah, seorang Senior Librarian dari Universiti Malaya, Malaysia, yang berbicara dengan gaya khas akademisi yang penuh ketajaman dan wibawa.

Sejak sesi pertama dimulai, para peserta tak henti-hentinya menyimak dengan mata berbinar. Diskusi mengalir, menjelajahi berbagai sudut pandang. AI, kata mereka, bukan lagi sekadar bayangan di masa depan, tetapi realitas yang siap menyusup ke setiap sudut perpustakaan akademik. Beberapa peserta terlihat mencatat dengan tekun ketika pemateri mengupas bagaimana AI mampu mengubah cara pustakawan melayani pengunjung, dari rekomendasi buku berbasis algoritma hingga chatbot pintar yang mampu menjawab pertanyaan kompleks dalam hitungan detik.

Namun, tak semua perjalanan menuju inovasi berjalan mulus. Tantangan etis mencuat---sebuah ranah yang tak bisa dihindari. Bagaimana memastikan AI tidak menciptakan bias dalam pencarian informasi? Bagaimana dengan keamanan data pengguna? Seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati angkat bicara, mempertanyakan keseimbangan antara kecerdasan buatan dan peran manusia dalam pengelolaan perpustakaan.

Diskusi semakin hidup saat sesi interaktif dimulai. Sebuah permainan sederhana dirancang untuk menguji pemahaman peserta tentang AI di perpustakaan. Tawa pecah ketika beberapa peserta salah menjawab pertanyaan, namun justru itulah yang membuat suasana menjadi lebih akrab.

Tak hanya Telkom University yang menjadi pusat perhatian, tetapi juga kehadiran akademisi dari Universitas Padjadjaran, Universitas Islam Nusantara, serta Universitas Pendidikan Indonesia yang memperkaya percakapan dengan sudut pandang beragam. Interaksi ini menjadi bukti nyata bahwa perpustakaan bukan sekadar tempat menyusun buku di rak-rak kayu tua, melainkan ruang hidup yang selalu berkembang seiring zaman.

Lebih dari sekadar seminar, acara ini menjadi pintu gerbang bagi kolaborasi global. Visi Telkom University Open Library untuk menjadi perpustakaan unggulan semakin menemukan jalannya. Dengan kecerdasan buatan sebagai mitra, mereka berharap perpustakaan tidak hanya menjadi gudang ilmu, tetapi juga navigator di era digital.

Ketika seminar berakhir, satu pertanyaan masih menggantung di udara: Akankah AI benar-benar menggantikan peran pustakawan? Atau justru menjadi sekutu terbaik mereka? Satu hal yang pasti, perubahan telah dimulai, dan perjalanan ini baru saja dimulai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun