Mohon tunggu...
Mod Ses
Mod Ses Mohon Tunggu... Arsitek - arsitek

create the future htttps://ocw.telkomuniversity.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tel-U Gelar Literacy Event 2024: Membangun Budaya Literasi untuk Transformasi Kehidupan

19 Desember 2024   15:07 Diperbarui: 19 Desember 2024   15:07 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung, 25 November 2024 -- Telkom University (Tel-U) melalui Open Library kembali menyelenggarakan Literacy Event 2024 dengan tema "Fostering Learning, Transforming Lives", sebagai puncak dari serangkaian kegiatan literasi yang telah dimulai sejak Oktober. Acara puncak ini dilaksanakan pada Senin (25/11) di Auditorium Gedung Damar Tel-U dan menghadirkan dua tokoh inspiratif, yaitu Kang Maman, pegiat literasi, serta Dr. Firman Hadiansyah, M.Hum., penggerak gerakan literasi masyarakat.

Perayaan 11 Tahun Open Library

Acara ini juga menjadi momen perayaan 11 tahun Open Library sebagai pusat literasi dan pembelajaran. Tidak hanya menjadi wadah diskusi, kegiatan ini menciptakan ruang belajar yang interaktif dan menyenangkan. Kepala Open Library, Rika Yulianti, M.I.Kom., menyatakan bahwa acara ini merupakan bukti komitmen Tel-U dalam mendukung pembelajaran formal dan informal, sekaligus berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs).

Rika menambahkan bahwa tema yang diusung sangat relevan karena literasi tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga mengubah nilai, sikap, dan keterampilan esensial untuk menghadapi masa depan.

Dukungan untuk Budaya Literasi

Dalam sambutannya, Direktur Akademik Tel-U menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi universitas untuk memperkuat budaya literasi. Ia menyebutkan bahwa Tel-U memiliki tiga mata kuliah wajib yang mendukung literasi, yaitu literasi manusia, riset, dan data.

Perspektif Tokoh Literasi

Dalam sesi diskusi, Kang Maman mengajak peserta untuk memandang perpustakaan secara berbeda. Menurutnya, perpustakaan bukan sekadar ruang hening atau gudang buku, melainkan tempat yang hidup dan menyenangkan. Ia juga mengutip prinsip patrap triloka dari Ki Hajar Dewantara---ngerti, ngrasa, dan nglakoni---sebagai dasar literasi yang mampu mengubah kehidupan.

Sementara itu, Dr. Firman Hadiansyah menekankan pentingnya membaca dalam membangun generasi pemimpin masa depan. Ia juga menyoroti tantangan generasi muda yang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial. Firman melihat perpustakaan digital sebagai peluang besar untuk menarik minat generasi ini terhadap budaya membaca.

Penutup yang Harmonis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun