Ramai menjadi perbincangan, Taylor Swift telah membuat gelombang ekonomi sepanjang tur globalnya yang memecahkan rekor, dalam sebuah fenomena yang dijuluki "Swiftonomics".
Bloomberg Economics memperkirakan, bersama dengan tur dari Beyonce dan film "Barbenheimer", mungkin telah memberikan kontribusi sebesar USD 8,5 miliar atau Rp. 86,9 triliun terhadap perekonomian AS pada kuartal ketiga tahun 2023.
Dengan tujuh pertunjukan di dua kota terbesar Australia dari tanggal 16 hingga 26 Februari, tur konser Taylor Swift ini dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar 1,2 miliar dolar Australia atau setara Rp. 12,2 triliun di Melbourne saja.
Selain itu, sejumlah analis juga memprediksi bahwa Singapura untung besar. Ini karena sebagian besar penonton datang dari luar negeri dan mereka membelanjakan banyak uang selama kunjungan di Singapura. Taylor Swift diperkirakan membawa keuntungan sekitar US$260,3 juta hingga US$371,9 juta atau sekitar Rp4,09 triliun hingga Rp5,84 triliun.
Berkaca dari keberhasilan Negeri Singa, Luhut langsung menggelar rapat dan menargetkan agar dalam enam bulan ke depan Indonesia bisa menggelar konser serupa. Dia menyebut telah memiliki satu nama pemain dalam bidang hiburan yang ditargetkan bisa menggelar konsernya secara eksklusif di Jakarta.
Nah, gimana nih menurut kalian mengenai Indonesia yang juga akan memonopoli artis mancanegara konser di Indonesia? Yuk, Kompasianer simak beberapa OPINI yang rangkum di bawah ini!
OPINI, Indonesia nggak harus ikut-ikutan sih, belum tentu keberhasilan mengangkat pendapatan negara sama dengan yang terjadi di Singapura. Mending fokus menata pembangunan, dan promosi/support artis-artis dalam negeri saja.
apabila benar-benar dapat dipastikan untuk kita meraih keuntungan yang besar, tentu tidak masalah jika pemerintah mau melakukan hal tersebut, cuma kembali lagi saya rasa pemerintah perlu memperhatikan fasilitas pendukung yang ada di Indonesia, apakah sudah lengkap dan layak untuk mengadakan konser besar itu. Kalau saya band atau penyanyi apapun boleh saja terutama penyanyi yang fansnya dari semua kalangan.
Ya gapapa sih meraup keuntungan juga buat negara kita, apalagi kalo penyanyi yang terkenal banget dan banyak yang ngefans kan bisa aja ada dari negara asia tenggara yang lain rela buat ke negara kita hanya untuk nonton konser, kan jadi ada pemasukan lebih. Kalau aku gak terlalu suka nonton konser sih, menurutku yang dapat memanggil konsumen dari mancanegara ya kaya Bruno mars dan Ariana Grande.
Menanggapi hal ini banyak hal yang harus dipertimbangkan. Salah satunya kecukupan dalam menggelar konser yang sebesar itu. Memang dengan mengadakan konser dengan artis yang mumpuni dapat meningkatkan dan bahkan memberi lonjakan pada pendapatan negara. Namun, jika dipaksakan dilaksanakan di negara yang masih berkekurangan atau dengan kata lain perekonomian negara tersebut masih bermasalah, sama aja dengan mengadakan konser dengan dana fantastis tersebut akan menambah masalah dan beban bagi negara tersebut.