Mohon tunggu...
Modest Sheeran
Modest Sheeran Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance, Penulis/Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk memahami Dunia : Baca Buku Untuk memahami Diri Sendiri : Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Beras Langkah! Bisakah Masyarakat Beralih ke Bahan Pokok Lainnya?

19 Maret 2024   17:07 Diperbarui: 19 Maret 2024   17:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Photoshootcollectiongallery

Kenaikan harga beras hingga Rp18.000 per kg yang terjadi akhir Februari 2024 merupakan rekor tertinggi dalam sejarah perberasan di Indonesia. Kenaikan harga beras ini jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Beras merupakan komoditas strategis dalam ekonomi Indonesia, karena menjadi sumber makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia.

Kenaikan harga beras yang terjadi sejak pertengahan Februari mencapai hampir 30 persen di atas HET yang ditetapkan pemerintah. Kenaikan harga itu berpotensi menggerus kesejahteraan masyarakat dan dikhawatirkan menambah angka kemiskinan nasional. Beras dikonsumsi cukup merata oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia sehingga menjadikannya sebagai bahan pokok utama.

Harga beras yang tinggi jauh di atas HET disebabkan produksi yang menurun sebagai dampak perubahan cuaca akibat El Nino. Fenomena cuaca tersebut menyebabkan musim hujan di Indonesia tidak merata. Ada daerah yang frekuensi dan curah hujannya tinggi, serta ada pula yang sedang, bahkan rendah sekali.

Lalu, apakah masyarakat Indonesia bisa beralih ke bahan pokok lainnya jika kelangkaan beras ini terus terjadi? Dan apa saja sih bahan pokok yang bisa menggantikan beras? Yuk, simak opini sobat oli di bawah ini!

Jika tidak makan nasi sepertinya sulit untuk masyarakat kita kebanyakan, akan tetapi banyak kok pengganti beras seperti roti gandum, ubi-ubian, pisang, singkong terutama. Pandai pandai kita mengatur semua bahan makanan pokok kita, karena kondisi untuk sekarang ini memang selain cuaca yang kurang mendukung, juga karena SDM kita yang terbatas dan perekonomian yang sulit, terutama kalangan bawah betul-betul merasakan sulit ekonomi untuk saat ini.

Banyak bahan makanan pokok yang bisa dijadikan pengganti beras atau nasi, seperti gandum, singkong, atau jagung, tapi menurut saya tidak akan menggantikan beras dikarenakan beras sudah menjadi kebutuhan pokok utama yg sudah dikonsumsi secara turun temurun sejak zaman nenek moyang. Jadi beras tidak akan bisa tergantikan, kecuali jika pemerintah memang benar-benar berniat ingin mengubah pola makanan pokok rakyat Indonesia ke selain beras dan itupun membutuhkan sosialisasi yg tepat kepada masyarakat dengan memberikan pemahaman bertahap agar masyarakat mau mulai mengkonsumsi bahan pokok pengganti beras.

Makanan yang bisa dimakan sebagai pengganti nasi menurut saya adalah jagung, ubi, atau singkong, sagu dan masih banyak lagi makanan yang bisa buat kita kenyang. Bisa saja, walaupun kita di Indonesia tidak lengkap kalau tidak makan nasi, tapi kalau sudah biasa pasti bisa. Contohnya di Cireundeu Leuwigajah ada sekelompok masyarakat yang tidak makan nasi. Sebagai makanan pokok mereka adalah singkong dan mereka sudah melakukannya dari zaman penjajah Belanda dan contoh juga pada nenek moyang di kampung dulu makan sehari-hari mereka adalah singkong.

Ubi-ubian, cuman karena dari dulu nasi sebagai makanan pokok, saya rasa akan sulit makanan pengganti nasi digeser jadi umbi-umbian. Indonesia tidak bisa jika tidak makan nasi, karena sebagian penduduk agraris. Untuk para pekerja keras pasti sangat membutuhkan energi yang besar dari apa yang dikonsumsi salah satunya yaitu beras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun