Sal.. Salma ayo bangun udah siang, ayo cepat bangun tuh, liat deh, udah jam setengah tujuh, bentar lagi skolah loh, kata bu Andini memcoba membangunkan putri semata wayangnya. Salma Grasella adalah nama putri satu - satunya yang hadir dikeluarga bu Andini dan Pak Ahmad. "Hah, jam berapa bu, jam tujuh? Tanya salma yang tak percaya karena dipikirnya masih subuh, "udah sana mandi dan siap - siap, itu si Dannu udah nungguin kamu di depan", Â kata ibunya lagi mengingatkan, "iya iya bu, eh siapa bu"? Tanyanya lagi ke ibu, "itu si Dannu udah didepan". "Okay siap bu bos", salma dikenal sebagai anak tunggal dalam keluarganya,dan memiliki sifat ceria serta suka bercanda namun dia juga adalah salah satu siswi terpintar disekolahnya.
"Eh elu Dann, udah ari tadi nunggunya", "iyalah elu udah siang masih aja pengen tidur", "lagian elu masih pagi-pagi", "eh udah jam berapa coba", kata Dannu yang menunjuk kearah jam dinding yang ada dirumah salma. "Udah, udah, udah.. Ayo berangkat sana" kata papanya Salma yang muncul dengan berpakaian rapi siap ketempat kerjanya. "Gimana mau barengan sama ayah"? Tanya pak Ahmad kepada Salma dan Dannu, "Terima kasih nggak usah om, saya bawa motor kok, ok kalau gitu ayah duluan, Dannu om titip Salma ya", Dannu adalah Sahabat serta tetangga Salma sejak masih kecil, sehingga keduannya begitu akrab bagai saudara kandung yang tak dapat dipisahkan oleh siapapun dan apapun. "Iya om, itu sudah menjadi tugas saya om"! mari om selamat pagi", "iya iya hati-hati. Yah", "Sal berangkat dulu yah! Bu", "Sal berangkat sekolah dulu, iya Sal hati-hati ya".
Dalam perjalanan menuju sekolah mereka agak macet sehingga membutuhkan waktu cukup banyak, "Sal ada sesuatu yang ingin Gua sampain ke elu! Mau nggak dengar". "Apa itu, ya mau dong Dann", kata Salma menegaskan,  "ada deh".. Jawab,Dannu yang kelihatannya begitu ceria pagi itu dari biasanya. "ihh jangan buat gua penasaran deh, ayo apa", "nanti setelah sampai disekolahan ya", "kelamaa....! "Iya.. Iya bentar aja gua janji bakal kasih tahu elu sebentar, janji, ya gua janji".
Kring...... Kring... Kring... Baru memasuki halaman parkir sekolah bel sudah berbunyi pertanda pelajaran akan dimulai, Salma langsung melompat dari motornya Dannu dan bergegas berbaur dengan teman-teman yang lain yang siap mengikuti apel pagi, kebiasaan yang dilakukan SMA Harapan Bangsa setiap pagi sebelum pelajaran dimulai.
"Sal.. Ayo ke kantin" ajak Dannu yang mencoba menghampiri Salma dikelasnya karena jam istirahat sedang berlangsung, kedua memang bersahabat sejak kecil tapi berbeda kelasnya. "let's go"! Kata Salma langsung bangun dari tempat duduknya. yuk..!
"Fan ayo ke kantin", ajak Salma ke Fany teman sebangkunya dan juga sahabatnya, "loh ko elu ajak Fany Sal", "ya emang kenapa Dann"? Tanya Salma ke Dannu yang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Dannu. "Itu maksud gua tadi pagi, gua mau bicara empat  mata sama elu, bukan sama Fany juga", "oh iya gua lupa". Kebetulan Fany juga hari itu nggak mood mau ke kantin jadi dia menolak ajakan sahabatnya. "Hari ini Gua nggak pengen ke kantin Sal, elu aja ya sama Dannu tu", "Benaran Nih, Gak apa-apa"? Tanya Salma meyakinkan, "iya benar kok, ayo sana Dannu sudah nunggu tuh", "mau nitip nggak"? Tanya Salma lagi ke Fany yang nggak tega melihat sahabatnya ditinggal begitu saja. "Iya..iya nggak apa-apa Sal, sana pergi"! "Okay, bye.. bye Fan".. "Iya bye".
"Danu emang elu mau ngomong apa sih, Sampai nggak boleh ada siapa-siapa selain elu sama gua kegini"? "Gua minta maaf ya Sal, udah buat sahabat elu nggak nyaman tadi"!. "Iya nggak apa-apa lagian elu pakek rahasia segala, apa ayo udah nggak sabar gua mau dengar"? Tanya Salma ke Dannu yang udah nggak sabar mendengar curhatan hati sahabat kecilnya itu. Keduanya adalah sahabat kecil yang saling curhat, terbuka segala keadaan baik susah maupun senang.
"Gini Sal, Gua jatuh cinta! Hah..jatuh cinta? sama siapa"? Teriak Salma mendengar Sahabatnya yang menyebut kata cinta, "elu jangan keras-keras, ntar didengar orang loh", nggak sadar kalau semua penghuni kantin siang itu menoleh kearah mereka berdua. Ada yang biasa saja, ada yang mengerutkan kening dan lain sebagainya, berbeda dengan Andika disudut kantin yang memerhatikan keduanya dengan tatapan tajam seolah tidak menyukai kehadiran Dannu disana, Andika adalah teman kelasnya Salma yang memang menyukai Salma semenjak hari pertama menjadi siswa di SMA Harapan Bangsa, Kurang lebih dua bulan lalu. Tapi hingga kini keinginannya belum tercapai karena terhalang oleh Dannu yang tak bisa dipisahkan dari Salma, sehingga membuatnya membenci kehadiran Dannu, namun apa boleh buat, kemana, dimanapun Salma berada disitu pasti ada Dannu.
Salma mencodongkan kepala ke sahabat kecilnya, dan berkata. "Jangan bercanda elu Dann, jatuh cinta sama siapa, sejak kapan elu jatuh cinta? Gua juga bingung Sal, tapi rasa itu tiba-tiba ada, dan tak mau hilang, trus sama siapa pocong"? Kata Salma lagi mencoba menggoda sahabat kecilnya, "ihh, elu Sal, gua serius, iya iya yuk, lanjut. Mau nggak elu bantui gua"? Kata Dannu memohon kepada Salma, "bantuin apa Dann"?, "apa yang bisa gua lakukin buat elu"? "apa yang elu harapin dari gua"? "Tapi elu mau kan bantuin gua, iya iya mau, apa"? "Gua cinta sama teman elu", "Fany maksud elu Dan"? "Iya Fany, elu bantuin gua, tuk dapatin hatinya ya"..!
Rapuh, benar-benar rapuh hati Salma saat itu juga, orang yang dia cintai, orang yang dia harapin, orang yang selalu menemaninya sejak kecil dan berharap hingga tua tetap bersama ternyata menyukai orang lain yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Salma langsung terdiam tak satu katapun keluar dari mulutnya karena merasakan dinding hatinya yang mulai rapuh bahkan hancur seketika. "Sal.. Sal.. Salma. Salma"Â kaget diteriak Dannu. "Loh kok diam"?. "Eh.. mmm..iii...ini gua ah gua lagi mikir gimana caranya gitu". Kata Salma terbata yang berbohong karena merasa hatinya hancur. Dannu yang tidak mengerti dengan perasaan Salma, merasa bahagainya hari itu, "Pokoknya elu harus bantuin gua, sampai gua jadian sama Fany Sal, elu kan sahabat gua satu-satunya yang gua harapin, ya"...? kata Dannu begitu cerianya. Inikah rasanya ketika hati berbeda perasaan? Tanya Salma pada diri sendiri dalam hatinya yang berusaha keras supaya Dannu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi pada dirinya. Namun, Dannu tidak menghiraukan suasana sekitar karena yang hatinya begitu berbunga-bunga dan tak karuan lagi ingin mendapatkan cinta pertamanya.
Hari demi hari telah berlalu, Dannu makin berubah dari biasanya. Karena rupanya akan ada Fany dalam hidupnya nanti, dan hanya Fany yang selalu ada dipikirannya semenjak itu.
"Fan,elu mau nggak bantuin gua"? tiba-tiba Salma memulai pembicaraan ditengah heningnya siang hari dikelas yang kosong karena jam istirahat. "Bantuin apa Sal", "gua mau kok, bantu elu"! "Apa", "ini Fan sahabat gua itu, elu kenal kan? Maksud elu si Dannu Sal"! Â "Iya Dannu, adaapa dengan Dannu", "Tapi elu janji Fan, nggak bakalan marah kalo gua bilang"!.. "Iya gua janji", jawab Fany yang mencoba meyakinkan sahabatnya karena nggak tega melihat sebahatnya yang murung beberapa hari terakhir. Elu mau kan jadi pacarnya Dannu,? Salma memohon kepada Fany, dengan satu harapan supaya Fany mau menerima Dannu sebagai pacarnya, Demi kebahagiaan sahabat kecilnya apapun Salma lakuin sekalipun itu merebut kebahagiaannya... Please..!!!, Dannu sahabat kecil gua, dia baik, dia setia Fan!.Tapi Sal, kok harus gua sih, gua kan sahabat loh, artinya Dannu juga sahabat gua Sal. Iya gua tahu, tapi please bantuin gua kali ini aja yan!..
Hari telah berganti hingga akhirnya Fany mencoba membuka hatinya untuk Dannu, dan mereka mulai menjalankan hubungan sebagaimana biasanya, namaun disisi lain, Salma mulai kehilangan sahabat, perhatian dari Dannu, dan membuatnya berubah 360 derajat celcius. Semua itu bermula dari sikap Dannu yang telah merubah segalanya. Terkadang kesekolah pun tak bersama Salma lagi, dia mulai sibuk dengan cintanya, sehingga tidak lagi pernah menghiraukan keberadaan Salma, Fany yang awalnya merasa ada sesuatu yang terjadi antara Salma dan Dannu namun tidak berani bertanya karena takut menggores luka dihati sahabatnya.
Dann, Teriak Salma ke Dannu yang berada ditepat parkir hendak menuju kelas namun hanya sekedar menoleh ke arah Salma tanpa berkata apapun Dannu langsung berbalik menuju kelasnya. Dann ko elu cuek banget sih sama gua, salah gua apa? Gua nggak minta apa-apa dari elu, gua cuma mau nanya kabar elu Dann, itu aja, kata Salma yang berbicara sendiri karena diabaikan Dannu begitu saja diparkiran, tanpa sadar air matanya jatuh, karena Fany muncul maka Salma bergegas menghapus air matanya menyembunyikan kesedihannya dari Fany, elu kenapa Sal, nggak, Fan ini mata gua kemasukan debu oh. yuk masuk, ajak Fany ke Salma, untuk masuk ke kelas mereka.
Sudah setahun lamanya Dannu dan Fanny menjalin hubungan asmara, tapi Dannu yang sudah terbiasa dengan Fany, hingga benar-benar lupa dengan sahabat kecilnya itu, bahkan jarang ketemu apalagi memberi kabar, dan sapaan. Keadaan Salma makin terpuruk dengan semua ini, karena ia benar benar kehilangan sosok Dannu yang dulu, Dannu telah melupakannya,mengabaikannya, setiap kali Salma meminta waktunya ia selalu menolak dan lebih memilih Fany. Dann, bisa nggak hari ini ketemu gua ditempat kita dulu, tiba-tiba sebuah pesan singkat dari Salma yang mencoba menyapanya lewat chattingan, kan udah centang biru, berarti dia udah membacanya, tapi kenapa nggak dibalas ya, ayolah Dann, please? kali ini aja, gumamnya lagi yang berbaring menatap langit kamarnya. Salma yang tidak terbiasa hidup sendiri tanpa Dannu, harus belajar, dari nol, kok susah banget sih, gue jalani hari-hariku,kenapa? kenapa coba? kenapa gue kesepian banget sih, tanya Salma pada diri sendiri dalam kamarnya yang isak tangisnya mulai terdengar.
Salma, Sal, kamu kenapa sayang, tanya bu Andini, yang mengkhawatirkan anak remajanya yang sudah beberapa hari, kelihatan sifat murungnya, nggak bu, jawab Salma mencoba menyembunyikan tangisannya, buka pintunya dong, Sal? Izinin ibu masuk ya Sal. nggak apa-apa kok bu, ini Salma lagi belajar mau ujin besok bu, jawab Salma berbohong, benar? Tanya ibunya lagi meyakinkan, iya benar kok bu. okay deh, ibu kedapur dulu ya Sal, kalo kamu butuh apa-apa panggil ibu ya! Iya bu.
Keesokan paginya seperti biasa satu harapan Salma, agar Dannu menjemputnya seperti hari-hari lalu, namun harapan hanyalah lamunan yang selalu dilakukan setiap paginya. udah siap Sal, tanya ibunya, udah bu. Oh ya Sal sih Dannu kemana sih, udah lama nggak datang bahkan kelihatan aja nggak sama ibu. Itu dia bu akhir-akhir ini dia sibuk banget sama bisnis ibunya hingga nggak punya waktu lagi kayak dulu bu, kata Salma berbohong lagi keibunya. oh ya? pantasan udah lama banget nggak mampir kesini, tapi kenapa kamu nggak kerumahnya temuinya dan bila perlu bantu dia disana, perintah ibunya yang mengerti dengan perasaan anaknya yang kesepian, iya bu, rencananya mau kesana sih, hanya takut Salma menggangunya bu. Oh gitu, iya nggak apa-apa intinya kamu selalu ada buat dia, support dia dalam bisnisnya, dan jangan mengganggunya ya. Â
Bu gua selalu ada buat dia, tapi dia nggak pernah ada buat gua, gua support dia dengan pacarnya, Apa gua ganggu dia ya makanya dia abaikan gua seperti ini, kata Salma dalam hatinya, loh Sal kok melamun sih, ayo berangkat sana, iya iya bu, Salma sekarang kesekolah harus bareng ayahnya yang kebetulan satu arah sekolahnya dan kantor ayahnya.
Hari demi haripun telah berganti hingga tiba pada saatnya kenaikan kelas, kini mereka telah menempati kelas XI, begitu ceria dengan hari yang baru suasana yang baru bagi siswa/siswi Harapan Bangsa. sudah sebulan proses belajar mengajar berjalan namun Salma tidak kelihatan, tapi hal itu tidak membuat Fany ataupun Dannu yang menayakan keberadaannya, entah karena tahu apa yang terjadi dengan Salma atau entahlah.
Fan..Fany, tiba-tiba sebuah suara muncul dari arah taman sekolah menuju Fany, yang masih ditempat parkiran karena baru tiba disekolah berboncengan bersama Dannu. Eh... elu Ram, Ramli rupanya adalah siswa baru disekolah Harapan Bangsa pagi itu, wih udah makin beda aja setelah lama nggak ketemu, sapa Ramli begitu ramahnya ke Fany, yang membuat Dannu yang berada disisi Fany, mulai cemburu. Fan ini siapa ?pertanyaan tersebut membuat Fany syok karena keduanya seperti telah melatih kompromi sehingga satu pertanyaan itu muncul dari dua bibir yang berbeda. Fan, Tanya Dannu lagi, yang mulai cemburu, ini nanti gua jelasin ya Dann, ayo kekelas dulu, Ram.. Ayo. Ramli berjalan menuju kelasnya Fany, sedangkan Dannu kekelasnya yang berbeda dengan Fany, dan Salma waktu kelas X. Fan nanti bentar ketemu dikantin ya, pinta Dannu ke Fany, iya Dann, jawab Fany.
Fan,siapa dia,Plakkkkkk. ... belum sempat menjawab pertanyaan Ramli, sebuah tamparan mengarah kepipi Fany, membuat Fany merasa kesakitan namun, Fany tahu apa salahnya, dia kan yang namanya Dannu, iyakan Fan, Ram elu tahu darimana? Nggak usah tanya gua tahu darimana intinya mulai hari ini elu putusin dia, Ram maafin gua, nanti gua jelasin ya..! Jelasin apaa? Hah. Â Semuakan udah jelas, elu tega benar ya, gua ikut papa disekolah diluar kota, satu tahun aja elu udah pindah hati Fan, gua selalu update tentang elu, dan hari ini gua udah nggak tahan dengan semua ini, Rupanya dari tadi Dannu telah ada didepan kelas dan menyaksikan apa yang baru terjadi, Dannu tidak bisa berbuat apa-apa hanya penyesalan yang ia dapatkan.
Dann..! udah.. udah Fan, cukup kenapa sih, elu nutupin ini semua dari gua. Ramli menoleh kedepan melihat kearah Dannu yang memerhatikan mereka, Bro makasih ya, udah jaga dia untuk untuk gua, gua nggak bisa balas kebaikan elu, tapi gua harapin elu cepat ketemu pacar elu yang baru.. kata Ramli yang mencibir Dannu, karena Fany akan segera menjadi miliknya kembali. Hancur hati Dannu, yang kandas pada cinta pertamanya, membuat dia seketika membenci Fany, Dann.. Dannu.. panggil Fany ke Dannu, karena Dannu telah melangkah kakinya keluar kelas. Dan.. maafin gua, Dann gua lakuin ini karena atas permintaan Salma, Gua nggak tega lihat Salma yang memohon ke gua Dann. Dannu menghentikan langkahnya, karena mendengar sebuah nama yang Familiar dikupingnya, hah..? Â Iya Dann, Salma..! Salma..! Dannu menggulang apa yang baru Fany katakan, nenoleh ke seluruh sudut ruangan rupanya dia lagi mencari sesuatu, ternyata dia mencari Salma, Fan dimana Salma,..? Mengabaikan amarahnya dan langsung menanyakan keberadaan Salma, rupanya baru sempat mengingat Salma sahabat kecilnya yang sudah diabaikam bahkan dilupakan satu tahub yang lalu, Fany, Salma kemana?. Apa hari ini dia ngak masuk sekolah, atau udah ke kantin.? Tanya Dannu sudah nggak sabar ingin ketemu Salma, Salma udah pindah Dann, kata Jessie disudut ruangan yang adalah tetangganya Salma juga. Hah.. Pindah..? Tanya Dannu tak percaya dengan apa yang baru dikatakan jessie. Iya pindah Dann..!, nggak mungkin, nggak mungkin Salma melakukannya, Dannu langsung berlari keluar kelas tanpa berkata apapun, rupanya hari itu Dannu bolos sekolah dan pergi kerumah Salma. Alhasil semampai disana hanya sebuah rumah kosong yang dia temui, Salmaaaaaa....sal.. elu tega banget sih, ninggalin gua, elu dimana? Ayolah Sal ini aku Dannu,
Karena terikan Dannu yang begitu keras membuat bu Nining datang menghampirinya, ada apa Dann, bu Nining adalah ibu Jessie yang adalah tetangga dekatnya Salma, setelah keluarga Dannu. Bu Salma kemana.? Tanya Dannu ke bu Nining dengan suara terbata karena tangisannya sudah tak tertahan melihat rumah kosong didepan nya. Ayo kita kerumah dulu, nanti Ibu ceritain, minum dulu air putihnya, ambil napas. Emang Dannu nggak tahu, kalo Salma udah pindah 6 bulan yang lalu.? Kemana bu Pindahnya biar Dannu temui Salma, nggak bisa Dannu, keluar negeri ikut ayahnya yang berbisnis disana.
Hancur benar-benar hancur hati Dannu dihari yang sama, dia harus merasakan dua kejadian pahit dalam hidupnya, kehilangan cinta pertamanya, dan kehilangan sahabat kecilnya. Bu Nining masuk kekamar dan keluar dengan membawa sepucuk surat, ini ada sebuah surat yang Salma titip untuk Dannu, Dannu menyambut surat itu dengan air matanya yang mulai jatuh. Oh ya dia juga titip pesan, katanya, gini bu kalo Dannu ambil suratnya tolong bilang ke dia, bacanya jangan disini ya, Dannu tahu kan tempat ternyaman, terindah, terteduh? Dia cuma ngomong itu aja.
Dannu perlahan mulai mengingat kembali masa kecilnya, yakni selalu bermain bersama Salma ditaman belakang rumah Salma yang dihiasi sebuah pohon besar dengan bangku panjang menentang tepat dibawah pohon.
Terima kasih bu Dannu pulang dulu, iya hati-hati ya Dann, iya bu. Dannu tak langsung pulang kerumah namun ia singgah ketaman untuk membaca surat dari Salma.
  101
Dear Dannu Kecilku
Terima kasih ya Dann, udah mau nemanin gua sekian lama, gua bersyukur banget Tuhan mempertemukan Dannu dan Salma dalam satu dimensi kehidupan, oh ya Dann elu apa kabar..? Â Udah lama ya kita nggak saling beri kabar, gua harap elu sehat Dann, terutama elu baik-baik juga sama Fany. Gua mohon maaf karena nggak beri tahu elu semua ini, tapi sejujurnya gua hancur Dann. Oh ya Dann tentang 12 tahun yang lalu, lupakan saja perjanjian kita untuk selalu bersama hingga menua dan memutih rambut, karena elu sudah punya Fany yang pasti akan nemanin elu, lanjutin kisah kita. Gua sebenarnya nggak mau ikut ayah kesana, tapi udahlah kisah kita sudah berakhir sejak satu tahun yang lalu. Aku bingung Dan dengan sikapmu, yang benar-benar jauh berubah dari Dannu yang dulu, gua rindu Dannu yang dulu yang selalu ada buat aku, tapi Dannu yang dulu hilang jadi gua mutusin ikut ayah kesana untuk mencari Dannu yang dulu, elu doa gua ya biar gua temui Dannu yang dulu lagi..
Dann gua tahu elu pasti udah lupain gua seutuhnya, tapi percayalah sampai kapanpun gua nggak akan lupain elu. Oh ya.. Elu belum tahu kan? Kabar gua yang sekarang, gua hancur, gua rapuh bahkan nggak kuat jalanin ini semua, gua kehilangan sosok Dannu kecil yang dulu, itu itu sangat menyakitkan hidup gua, Dann gua tersiksa banget! elu tahu nggak makna dari kop surat diatas coba kamu lihat didalam amplop itu lagi, dan coba kamu hitung surat itu....! Kalau kurang dari 101 berarti yang sisanya jatuh dikamar.
Dannu bergegas menghapus airmatanya dan membuka amplop lebar-lebar, ternyata didalam amplop itu masih ada begitu banyak pucuk surat yang digunting kecil-kecil berukuran satu kalimat. Dannu mengikuti instruksi tersebut dan mulai menghitung satu persatu potongan surat itu, 1,2,3,4,5,6,7,8,9 10,11.........100, kok cuma seratus, satunya mana Sal?
Eh ternyata dia masih ada niat untuk mencari, tapi apakah itu berlaku untuk gua juga Dann, nggak mungkin kan?, hey nggak usah dicari yang satunya kan itu yang kamu pegang, yang kamu baca itu, hahhhah bercanda, apa elu udah baca setiap isi surat itu, ayo dong jangan malas membaca, tapi sebelum membaca gua mau bilang, surat itu gua tulis atas dasar hati yang hancur Dann, kenapa? Ketika elu mengabaikan gua, elu menolak permintaan gua gua nggak bisa berkata maka gua buat dalam bentuk tulisan kecil itu, elu tahu nggak saat elu abaikan gua gimana rasanya? Sakit, bahkan sakit banget awalnya semua baik-baik aja ketika elu maksa gua tuk bantuin elu jadian sama Fany, tapi semuanya hancur ketika, ..... Baca ya suratnya Dann..! Berurutan ya...! Please..!
1. Gua panggil elu diparkiran pagi itu, tapi elu nggak hiraukan bahkan senyum aja elu nggak rela itu gua nangis Dann,
2. Gua janji elu mampir kerumah gua tuk bareng kesekolah tapi pagi itu elu nggak datang hingga aku telat kesekolah karena nungguin elu, itupun gua nangis lagi Dann
3. Gua minta pulang bareng elu, tapi elu nolak karena mau antar Fany pulang, itu gua pulang sendiri sambil nangis dijalanan Dann
4. Gua Chat, DM elu nanya kabar elu nggak balas, tapi elu baca Dann, itu gua nangis sampai ketiduran
5. Gua chat elu minta ketemu ditaman tempat kita dulu, elu nggak balas Â
6. Gua minta elu temani gua keacara keluarga gua elu nolak katanya mau nonton bareng Fany.
7. Ulang tahun Ibu gua minta eluu datang, tapi elu nggak datang malam itu.
8. Ulang tahun gua, gua minta elu datang juga tapi sama aja elu nggak datang,
9. Gua berharap elu kasih gua ucapan waktu itu, walau lewat pesan DM tapi elu nggak punya waktu.
10. Waktu gua sakit minta elu kerumah bawah tuk temani gua karena ayah ibu kerja dan gua sendiri elu bilang nggak bisa, nggak ada waktu
10. Gua minta beliin obat sepulang sekolah elu bilang lupa dan langsung hilang kabar gitu aja.
11. Gua minta lu tolong bawalah surat sakiku dari rumah sakit kesekolah elu jawab iya besok tapi besok gua tanya lagi elu bilang udah sampai disekolah, hingga gua telepon ayah balik ambil suratnya.
12........
... Â .
99. Gua minta gua ketemu dikantin hari itu yang adalah hari terakhir gua disekolah tapi elu bilang mau ajarin Fany basket
100. Gua minta ketemu gua dirumah tapi elu bilang lagi beli kado untuk hadiah ulang tahunnya Fany, dan belum bisa. Itu gua mau pamit tapi elu nggak ada waktu.
Dan memegang semua pucuk surat ditangannya mengenggamnya erat -erat hingga kertas - kertas itu mnjadi kumuh menangis dan berlutut ditanah kemudian membuka lagi surat tadi,
Dan yang terakhir Dann, yang ke - 101 satu gua telepon elu 6 bulan yang lalu saat gua udah selesai packing barangtapi elu nggak angkat telepon gua, bahkan elu reject telepon gua. Gua cuma bisa bilang terima kasih sudah memberikan semua ini untuk barang. Benar-benar hancur hati gua Dann, dengan semua kelakuan  elu kegua tapi nggak apa-apa akhirnya gua bisa lewati ini semua, dan gua harap semoga elu tidak pernah merasakan hal yang sama ke gua, gua yakin elu nggak bakal kuat, hadapinya elu kan anak manja iya kan Dann,
cukup dulu ya Dann, soalnya gua udah kehabisan kata -kata, bye Dann gua rindu sama elu yang dulu, Dannu kecilku yang selalu bisa buat Salma keci
Gua sengaja nulis surat ini entah elu bisa dan mau baca apa nggak intiya ini akan menjadi sebuah pemberitahuan yang sejujurnya yang tak bisa gua ucapin lagi ke elu.
Tapi gua percaya suatu saat pasti ada waktu di elu akan baca semuanya. Terima kasih sudah mau membacanya, maaf gua jujur banget soalnya. Gua lucu ya Dann, buat begini?
Sekali lagi terima kasih sudah hadir dan memberikan kisah sebanyak ini.
Dann boleh kan? Kalo gua rindu sama Dannu kecil yang dulu. Bye Dann.
Noooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo.........
Nggak mungkin...nggak mungkin.... Salll....Salmaaaa..... kenapa gua begitu bodoh...? Kenapa... Kenapa..? Â Inikah karmanya Sal,
Danu berlutut ditanah memukul tanah berteriak sekencang-kencangnya, Â
***
From
Salma Kecil
 .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H