Mohon tunggu...
ching ali
ching ali Mohon Tunggu... -

hidup adalah proses

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pena Biru

10 April 2015   15:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pena biru kesukaanku

Kini mulai menari dengan riang gembira

Di atas lembaran putih kelabu

Yang tak bercorak.

Pena biruku,

Pun terbawa arus

Dari hulu pertemuan hingga ke hilir perpisahan

Mengukir cerita, kisah, dan pengalaman yang tersimpan utuh dalam trambesi merah kecil

Pena biruku,

Yang melibatkan akau dalam momentum sejarah baru

Yang menghantarkan aku ke dalam palung kebersamaan

Bahkan memaksaku untuk menguraikan arti solidaritas keluarga

Pena biruku,

Mengukir ratusan nama baru yang begitu berarti

Canda tawa, riang gembira, bahkan pilu dan kesedihan pun ikut terukir

Kasih sayang, cinta, kerinduan menjadi bagian dari tinta pena ini

Pena biru,

Oh... pena biru kesukaanku

Teruslah menari dengan riangmu

Hingga aksara pengharapan ini kan menghantarkanmu kembali pada lembar putih ini.

Persembahan untuk saudara-saudaraku, PLS UNIB dan IMADIKLUS (UNPATI dan UPI)

@ ching ali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun