Pelangi memang indah karna dalam pelangi ada 7 warna yang berbeda.... iya berbeda... perbedaan itulah yang membuat pelangi itu terlihat indah, namun bagaimana bisa indah ketika kau hanya menyukai satu warna dari warna yang ada dalam pelangi dan mengabaikan warna yang lain, kau hanya melihat warna kuning, karna memang warna kuning lah yang kau suka, apa akan kau sebut pelangi? Apa akan kau lihat suatu Keindahan? Bila selalu kau tonjolkan satu warna saja? Langit biru pun akan selalu di temani warna putih dalam awan dan itu juga sebuah keindahan,,,,, tak kan indah bila hanya ada satu warna... tapi dalam benakmu hanya kuning yang indah selalu... selain kuning terasa kliru untukmu....
Sekarang aku tau sesungguhnya kau paham akan perbedaan warna pelangi yang menjadikannya indah. Namun kenapa kau tak mengijinkan aku untuk membentuk sebuah pelangi bersamamu...? sakit, sedih, melihat kenyataan yang membuatku harus selalu menelan rasa pahit sudah menjadi bagian dalam hati ini, akan merasa ada yang kurang bila tak merasakan rasa itu, karna aku sudah sangat terbiasa dengan kehadiran mereka sejak dulu jauh hari sebelum ini.. hingga dalam memoriku, angan ku, secara tak sadar membentuk sebuah imajinasi tentang apa yang aku inginkan sebuah kondisi dimana aku membentuk pelangiku sendiri dan sekarang rasanya berat mengkondisikan hal tersebut antara kenyataan, pahit yang setia itu dan pelangiku.... membagi mereka pada posisi mereka yang seharusnya sekarang... aku menjadi gila saat pelangiku mulai hilang karna matahari dari sudut sana yang memancarkan sinarnya terlalu terang hingga harus kutelan pahit selalu... pelangiku selalu kau hancurkan.. seolah pelangiku adalah sebuah kepulan mendung yang gelap yang harus kau singkirkan... tapi dalam duniaku aku merasa sengatan sinarmu bukan untuk menghancurkan aku, tapi kau hanya ingin aku kuat dengan sengatan sinarmu,,, sinarmu bukan suatu penghancur namun kehangatan dari sisi yang lain yang akan membuat kita terlihat lebih indah ahhh.... entah mana yang benar mungkin hanya bagian dari imajinasi ku, aku pun tak tau hingga detik ini. Selalu masih meraba makna pancaran sinarmu... hingga kadang aku lelah... merasa pelangiku antara ada dan tiada... berharap kau akan menunjukan dengan sinarmu tentang apa yang kau tuju. dan untuk saat ini hanya satu yang ku pastikan aku kan slalu menjaga pelangiku... karna aku yakin pelangiku akan menjadi kuat untuk bercengkrama dengan sinar mentari dan akan membuat sebuah keindahan yang menakjubkan. Aku akan berlatih untuk bercengkrama dengan pancaran sinarmu yang menyengat dan aku siap bila memang pelangiku hilang lenyap karna pancaran sinarmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H