Sarah : "Riq, meski yang dilakukannya kecil cuma ngrapiin parkir motor kamu dan mindahin helm kita biar ga kehujanan tapi sekarang kita jadi nyaman kan pulang, celana kita gabasah kena tetesan hujan. Kepala kamu juga kering karena helm yang kamu pakai sudah diteduhin sama bapaknya. Seneng lo orang diapresiasi hal sekecil itu"
"Kamu tau ga  sebelumnya aku pernah ke sini sama mamah, dan karena setiap ke sini selalu nyapa bapaknya juga jadi inget kita dan selalu ramah. Sesekali mamah juga ngajak cerita, anaknya lima sekolah semua lo riq"
Thariq : "Oh iya senengya jadi punya temen banyak, tapi kok bisasi kamu se ramah itu meski sama tukang parkir?"
Sepanjang perjalanan pulang  sarah bercerita bahwa ia memiliki orangtua yang berkerja di bank. Konon berbagai penampilan orang pernah ditemui mulai dari yang rapi berjas, bersepatu dan berdasi hingga yang datang hanya memakai kaos celana pendek serta sandal jepit.
Sarah : Â "coba kamu tebak nasabah mamah yang ke bank setor uangnya banyak yang rapi pakai jas atau pakai sandal jepit kaos celana pendek?"
Thariq : "pastinya yang pakai jas dan berdasi dong, masa ke bank sandalan jepit"
Sarah : "Ih salah tebakanmu, kata mamah yang setor uangnya banyak itu justru yang pakai sandal jepit sama kaos celana pendek. Mereka bahkan banyak yang nasabah prioritas lo, dateng ke bank sandalan aja tapi setor uangnya banyak"
Thariq : "hah kok bisa?"
Sarah : "bisalah mereka sengaja biar gaketauan mau setor uang banyak, banyak lo nasabah prioritas yang kadang uangnya cuma dibungkus plastik atau karung. Kadang uangnya juga kucel tapi sekali nabung ratusan juga. Kadang mereka cerita kalau ini hasil jualan ayamnya di pasar selama sebulan mau ditabung buat sekolah anaknya, ada juga yang jualan bubur katanya buat naik haji"
Thariq : "berarti kita gabisa ya nilai orang cuma dari luarnya aja, apa yang dia pakai ?"
Sarah : "Iya riq, pernah denger pepatah "Don't Judge a Book by Its Cover" coba kalau mamah ngremehin dia waktu masuk ke bank dengan pakaiannya yang kaosan aja dan sandalan. Gimana kalau kita jutek ? kita gapernah taukan mana yang tau kan mana yang setor uang banyak apa engga? coba kalau kita selalu ramah ke orang ke siapapun, dan selalu senyum. Orang baru masuk aja udah seneng disambut baik"
Dalam hati lantas saya berfikir ternyata kita tidak bisa memandang sebelah mata setiap orang dari tampilannya saja. Kita juga tidak dapat menilai orang dari apa yang dia pakai bahkan apa dia sekarang. Karena kita tidak pernah tau apa dibaliknya dan bagaimana kedepannya. Tetaplah baik kepada siapapun, tanpa pernah mengharap bagaimana kembali, Â karena setiap kebaikan yang kita berikan kepada seseorang barangkali sangat berarti bagi kehidupannya meski hanya sebuah senyuman bahkan ungkapan terimakasih.