Mohon tunggu...
Muhtarul Alif
Muhtarul Alif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Peneguk Manisnya Kalam Ilahi

Seorang mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir Institut PTIQ Jakarta Program Kader Ulama Masjid Istiqlal dan alumni Pesantren Pasca Tahfidz Bayt al-Quran PSQ

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hasan Al-Hudaybi, Pemimpin Moderat Ikhwanul Muslimin yang Terlupakan

21 Juli 2023   18:19 Diperbarui: 21 Juli 2023   18:31 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.islamist-movements.com/3667

Setiap dari mereka merupakan kandidat potensial untuk jabatan tersebut dan melakukan negosiasi terkait kandidatur. Menyadari bahwa pemilihan dari dalam lingkaran mereka bisa mengancam kesatuan Persaudaraan Muslim, mereka menerima proposal Munir al-Dilla untuk melibatkan pihak luar.

Memang, persetujuan terhadap saran ini merupakan hasil dari sejumlah pertimbangan yang matang mengenai keuntungan yang akan dibawa oleh al-Hudaybi. Sebagai anggota tinggi yudikatif, ia memiliki hubungan yang baik dengan jaringan tokoh-tokoh publik yang berpengaruh dan pemerintah. Selain itu, saudara iparnya adalah kepala pelayan istana kerajaan. Melihat pada hubungan pribadi al-Hudaybi, mereka berpikir bahwa dia adalah pilihan yang tepat untuk mendamaikan citra publik yang rusak dari Persaudaraan Muslim dan memperkenalkan kembali organisasi ini ke lingkaran terkemuka politik nasional.

Hubungan al-Hudaybi dengan masyarakat Mesir juga harus menjadi faktor yang memudahkan. Namun, para pemimpin sebenarnya hanya mencari sosok pemimpin simbolis, seseorang yang akan memungkinkan mereka untuk mengejar agenda-agenda mereka di masa depan. Ketika al-Hudaybi diusulkan sebagai calon, penunjukannya mengejutkan banyak anggota.

DESKRIPSI MODERAT AL-HUDAYBI TENTANG IMAN

Dalam diskusi mengenai prinsip dan persyaratan keyakinan, al-Hudaybi mengambil sikap yang jelas mendukung definisi minimal. Ia menekankan bahwa satu-satunya bukti yang valid sebagai seorang Muslim adalah melalui pengakuan lisan, yaitu menyatakan syahadat. Dalam syahadat ini, al-Hudaybi menegaskan, terkandung konsep-konsep paling mendasar dalam Islam, yaitu keesaan Allah (tawhid) dan penyingkapan diri Allah melalui Nabi Muhammad. Oleh karena itu, setelah seseorang telah mengucapkan syahadat dan menyatakan kesaksian dan pengabdian kepada Allah, tidak boleh ada keraguan tentang keyakinannya.  Kita harus mengasumsikan bahwa umat Islam mengetahui isi dari kalimat syahadat, meskipun mereka bukan penutur asli bahasa Arab.

Menurut pandangannya, hanya Allah yang memiliki kemampuan untuk menilai niat sebenarnya dari pelaku ucapan, dan karena itu pengucapan syahadat harus diterima sebagai satu-satunya dan tak terbantahkan bukti doktrinal dari keimanan. Al-Hudaybi percaya bahwa tidak ada manusia yang bisa mengakui atau menolak iman seseorang berdasarkan penilaian mereka terhadap niatnya. Oleh karena itu, pengakuan lisan syahadat menjadi bukti yang sah dan pasti bahwa seseorang memiliki keyakinan dalam Islam.

Interpretasi al-Hudaybi terhadap pengakuan syahadat secara fundamental berbeda dari aliran pemikiran lainnya. Al-Maududi dan Qutb, sebagai contoh, mengambil sikap bahwa hanya mengucapkan pengakuan tidak cukup; menurut pandangan mereka, iman harus diwujudkan dalam praktik. Oleh karena itu, keterlibatan dalam pembentukan masyarakat Islam adalah ukuran keyakinan seorang Muslim. Aktivisme atau partisipasi aktif dalam gerakan, oleh karena itu, dijadikan persyaratan untuk keyakinan.

Jadi, perbedaan mendasar di sini adalah bahwa menurut al-Hudaybi, pengucapan syahadat adalah bukti yang sah dari keimanan, sementara menurut al-Maududi dan Qutb, keimanan harus diwujudkan dalam tindakan dan keterlibatan aktif dalam gerakan Islam. Dalam pandangan al-Hudaybi, keimanan dapat diukur berdasarkan pengakuan lisan, sementara dalam pandangan al-Maududi dan Qutb, keimanan harus diuji dan ditunjukkan melalui komitmen dan partisipasi aktif dalam mengamalkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat.

Al-Hudaybi kembali membahas apakah niat dan tindakan adalah bagian dari keyakinan dalam Islam, dan ia menyampaikan gagasan bahwa keyakinan membuktikan dirinya dalam tahapan-tahapan. Mengacu pada Hadis yang terkenal, ia berpendapat bahwa seorang mukmin perlu melewati lapisan-lapisan iman untuk mencapai pemahaman yang lengkap tentang keyakinan tersebut.

Mukmin memasuki tahap pertama dengan menyadari keyakinannya. Al-Hudaybi menyebut langkah ini sebagai 'keyakinan dengan hati' (iman bi'l-qalb). Pada tahap ini, mukmin belum memiliki pengetahuan tentang esensi keyakinan. Mukmin 'tahu' dengan hatinya bahwa ada tujuan ilahi.

Barulah pada tahap berikutnya keyakinan dikaitkan dengan ungkapan lisan atas iman ini; karena itu, ia menyebut tahap ini sebagai 'keyakinan dengan lidah' (iman bi'l-lisan). Pada tahap ini, mukmin mengucapkan syahada, dengan demikian menyatakan dengan lisan bahwa ia mengenal inti keyakinan Muslim, yaitu keyakinan akan satu Tuhan dan keyakinan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam penjelasan tentang tujuan syahada, keyakinan adalah prasyarat masuk Islam.

 Sesuai dengan itu, niat terdapat dalam hati orang Muslim yang mengucapkan syahada, meskipun niat ini tidak dapat dijadikan bahan pemeriksaan, setidaknya pada tahap ini. Namun, keyakinan dan ungkapan lisan memungkinkan Muslim untuk menjelajahi tahap terakhir, di mana keyakinan dan ungkapan lisan akan bertemu dengan tindakan. Manifestasi keyakinan melalui tindakan oleh karena itu disebut 'keyakinan dengan perbuatan' (iman bi'l-'amal). Al-Hudaybi menyebutnya sebagai bentuk keyakinan tertinggi, karena ini adalah ekspresi kehidupan dari keyakinan melalui perbuatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun