Tamanayu, 04 November 2022 pukul 19.00 WIB
Setelah 20 Hari KKN PAR berlangsung, dan sudah melewati begitu banyak masalah dari internal maupun eksternal, mahasiswa KKN PAR Desa Tamanayu posko 3 akhirnya sudah melewati masa to know dan to understand hal ini karena arahan dari Dpl untuk pindah dusun dan fokus.
Kemudian beberapa hari melakukan PAR di dusin jagokereng akhirnya kita menemukan beberapa keluhan masyarakat, banyak keluhan masyarakat terkait longsor ketika musim hujan dan kekeringan ketika musim kemarau hal itu menjadi masalah bagi masyarakat.
Dari kemarin kita berpencar untuk mencari informan di dusun jagokereng ini, "Disini itu dulu saya masih kecil tidak ada yang namanya kekurangan air lee, air selalu melimpah tapi klo sekarang kemarau 4 hari saja sudah bingung air dan harus mengambil di desa sebelah jaraknya lumayan jauh itupun harus bayar, itu semua disebabkan penebangan hutan sembarangan dan dijadikan kebun kopi, soalnga klo pohon kopi itu tidak bisa menyimpan air" Ujar pak mustofa.
Senada juga yang dijelaskan oleh bapak Syaiful "Disini memang orangnya tidak memikirkan anaknya dimasa depan mereka mikirnya yang penting sekarang saya bisa mendapatkan uang dengan menanam pohon kopi di hutan produksi ini, pikirannya masyakat begitu, tapi kalau semisal itu ditanami lagi pinggir sumber mata air itu insyaallah kedepannya kita tidak akan kebingungan air" Pak Syaiful merupakan ketua dusun jagokereng ini.
Dari hasil keluhan masyarakat itu akhirnya kita langsung menemui ketua kelompok tani yaitu bapak Mustofa yang kebetulan berdomisili di jagokereng ini, beliau langsung berkeputusan bahwa dijagokereng ini memang butuh reboisasi untuk merawat hutan dan sumber mata air agar tidak mati.
Penulis : Moch. Syahroni
Mahasiswa KKN Desa Tamanayu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H